
.CO.ID, JAKARTA -- Israel awalnya melancarkan genosida ke Gaza, Palestina. Namun, dalam perjalanannya, serangan Israel juga menyasar Yaman, Suriah, dan Lebanon.
Terbaru, Israel yang mendapatkan bantuan Amerika Serikat menyerang Iran. Alhasil, kawasan Arab menjadi tegang karena Iran membalas serangan tersebut.
Hingga sepekan, belum ada tanda-tanda perang akan mereda. Bahkan, media Iran memperkirakan perang berpeluang berlangsung panjang, hingga enam bulan ke depan.
Dampak perang ini membuat banyak pihak mengkhawatirkan keamanan di kawasan Arab dan sejumlah agenda olahraga yang akan digelar di sana pada tahun ini. Terdekat adalah Babak Keempat Kualifikasi Piala Dunia 2026 Zona Asia. Qatar dan Arab Saudi akan menjadi tuan rumah ajang tersebut yang melibatkan enam negara, termasuk Indonesia.
Di media sosial ramai seruan agar FIFA memindahkan lokasi tuan rumah tersebut, demi keamanan. Namun hingga saat ini belum ada pembicaraan soal hal tersebut.
Hal ini disampaikan Ketua Umum PSSI Erick Thohir ketika dihubungi .co.id pada Senin (23/6/2025) pagi. Ia mengatakan, hingga saat ini belum ada keputusan FIFA merespons situasi tak menentu di kawasan Timur Tengah.
"Sampai hari ini belum ada kebijakan untuk memindahkan lokasi tuan rumah babak keempat kualifikasi Piala Dunia 2026 Zona Asia dari Arab Saudi dan Qatar," ujar Erick dalam pesan singkatnya.
Indonesia akan bersaing dengan Arab Saudi, Qatar, Irak, Uni Emirat Arab dan Oman untuk memperebutkan dua tempat yang lolos langsung san satu melalui playoff. Lawan Indonesia di fase grup baru akan diketahui setelah undian pada 17 Juli 2025.
Selain itu juga ramai di media sosial bahwa Iran menjadi negara yang dilarang masuk ke Amerika Serikat. Apalagi setelah Iran melakukan serangan ke Israel, membuat Amerika Serikat membantu Israel menyerang Iran.
Muncul spekulasi Iran akan dicoret keikutsertaannya dalam Piala Dunia 2026 yang akan digelar di Amerika Serikat, Meksiko dan Kanada.
Mengenai hal ini, Erick juga menyatakan belum ada kebijakan seperti. "Sama (dengan pemindahan tuan rumah kualifikasi Piala Dunia), hingga hari ini juga belum ada kebijakan dari FIFA tentang hal ini," kata Erick.