Priangan Insider - Gempa berkekuatan Magnitudo 4.8 yang terjadi di daerah Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat, Sabtu malam (15/6), tidak menimbulkan kerusakan pada gedung atau infrastruktur publik.
Kejelasan tersebut dikemukakan oleh Tagana Kabupaten Tasikmalaya usai melaksanakan pemeriksaan dan konsultasi di berbagai lokasi yang rentan terhadap bencana.
"Syukur Alhamdulillah semuanya berjalan dengan lancar tanpa adanya laporan mengenai kerusakan, " ungkap Ketua Forum Koordinator Tagana Kabupaten Tasikmalaya, Jembar Adisetya, seperti dilaporkan oleh Priangan Insider pada hari Selasa tanggal 17 Juni 2025.
Gempa bumi tercatat pada pukul 23:31 Waktu Indonesia Barat dan pusatnya ada di lautan, kira-kira 104 km ke arah baratdaya dari kabupaten Tasikmalaya dengan kedalamannya mencapai 10 kilometer seperti yang diberitakan BMKG atau Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika. Dampak getarannya juga dapat dirasakan di daerah Pangandaran serta sejumlah area dalam kabupaten Tasikmalaya.
Saat informasi tentang gempa mulai tersebar, tim Tagana segera bertindak. Mereka mengatur komunikasi bersama anggota Tagana setingkat kecamatan beserta relawan dari Kampung Siaga Bencana (KSB). Ini khususnya untuk mereka yang ada di area pantai bagian selatan seperti Kecamatan Cikalong dan Cipatujah, tempat rawan terjadi bencana alami.
"Menurut hasil pengamatan dan laporannya di lapangan, sampai sekarang belum ditemukan adanya keluhan atau kerusakan yang disebabkan oleh guncangan bumi kemarin malam," ungkap Jembar.
Langkah Antisipatif Sudah Disiapkan
Tagana menyatakan bahwa ancaman bencana seperti guncangan gempa di kawasan Tasikmalaya cukup besar, karena posisinya dekat dengan area subduksi bagian selatan Pulau Jawa. Meskipun demikian, sejumlah tindakan pengendalian kerusakan sudah diterapkan guna meringankan dampak dari peristiwa tersebut, lebih-lebih lagi di tempat-tempat pantai.
“Untuk jalur evakuasi sudah lama disiapkan dan dipasang oleh BPBD Kabupaten Tasikmalaya, khususnya di kawasan rawan tsunami,” tambah Jembar.
Tak hanya pemerintah daerah, Kementerian Sosial Republik Indonesia pun telah turun tangan dalam upaya mitigasi. Melalui program-program pelatihan dan sosialisasi, masyarakat, terutama yang berada di zona merah bencana, dibekali dengan pengetahuan dan keterampilan menghadapi situasi darurat.
"Kami sudah berkolaborasi beberapa kali dengan Kementerian Sosial Republik Indonesia dalam mengadakan pelatihan dan pendidikan tentang penanggulangan bencana untuk warga pantai," tambahnya.
Warga Diminta Tetap Waspada
Walaupun kondisi pasca-gempa diketahui cukup aman, Tagana masih menyarankan kepada publik agar tetap berhati-hati dan peka terhadap kemungkinan adanya guncangan lanjutan. Selain itu, penduduk diminta untuk senantiasa memperhatikan pengumuman resmi dari BMKG bersama dengan lembaga pemerintahan yang relevan lainnya.
"Pengetahuan warga tentang bagaimana waspada dan sigap menghadapi musibah sangat penting guna meminimalisir dampak negatif," demikian pungkas Jembar. (***)