Mimpi Buruk Bukan Sekadar Halusinasi: Dampak Nyata pada Kesehatan dan Usia Anda

, Jakarta - Penelitian terbaru menunjukkan bahwa sering mengalami mimpi buruk dapat mempercepat penuaan biologis dan meningkatkan risiko kematian dini. Temuan ini berasal dari studi yang dilakukan Abidemi Otaiku dari Imperial College London bersama timnya. “Orang yang lebih sering mengalami mimpi buruk menua lebih cepat dan meninggal lebih awal,” kata Otaiku, dikutip dari laporan New Scientist , 22 Juni 2025.

Penelitian ini melibatkan lebih dari 183 ribu orang dewasa berusia 26 hingga 86 tahun yang mengikuti sejumlah studi jangka panjang. Pada awal studi, para peserta melaporkan seberapa sering mereka mengalami mimpi buruk, dan kemudian dipantau selama 1,5 hingga 19 tahun.

Hasil analisis menemukan bahwa mereka yang mengalami mimpi buruk setiap minggu memiliki risiko lebih dari tiga kali lipat untuk meninggal sebelum usia 70 tahun dibandingkan mereka yang jarang atau tidak pernah mengalaminya.

Penelitian ini juga menemukan bahwa frekuensi mimpi buruk merupakan indikator kematian dini yang lebih kuat dibandingkan merokok, obesitas, pola makan tidak sehat, atau kurangnya aktivitas fisik. “Ada hubungan yang jelas,” ujar Otaiku. Ia telah mempresentasikan hasil penelitian ini dalam Kongres European Academy of Neurology 2025 di Helsinki, Finlandia, pada 23 Juni 2025.

Peneliti juga menilai usia biologis para peserta dengan mengukur panjang telomer, yakni bagian kecil DNA di ujung kromosom yang akan memendek setiap kali sel membelah. Telomer yang lebih pendek dikaitkan dengan penuaan dini.

Bagian studi ini juga mencakup data dari sekitar 2.400 anak usia 8 hingga 10 tahun, di mana frekuensi mimpi buruk dilaporkan oleh orang tua mereka. Sementara itu, usia biologis orang dewasa juga diukur menggunakan penanda molekuler yang dikenal sebagai epigenetic clocks .

“Bahkan pada masa kanak-kanak, orang yang lebih sering mengalami mimpi buruk memiliki telomer yang pendek, yang menunjukkan penuaan seluler yang lebih cepat,” tuturnya. Pada kelompok dewasa, penuaan biologis yang lebih cepat menyumbang sekitar 40 persen dari peningkatan risiko kematian dini.

Menurut Otaiku, ada dua kemungkinan penyebab hubungan ini. Pertama, mimpi buruk dapat menyebabkan kadar hormon stres kortisol yang tinggi dan berkepanjangan, yang diketahui berkontribusi terhadap penuaan seluler yang lebih cepat. “Mimpi buruk sering membangunkan kita dengan detak jantung yang berdebar kencang, dalam reaksi stres yang lebih intens daripada apa pun yang kita alami saat terjaga,” kata dia.

Faktor kedua adalah gangguan tidur, yang mengacaukan proses perbaikan sel tubuh di malam hari. Gangguan tidur sendiri telah dikaitkan dengan peningkatan risiko berbagai penyakit, termasuk penyakit jantung.

Untuk menghindari mimpi buruk yang berulang, Otaiku menyarankan langkah-langkah sederhana seperti menghindari menonton film horor dan mencari pengobatan untuk masalah kesehatan mental seperti gangguan kecemasan.

“Ini adalah temuan yang menarik dan secara biologis sangat masuk akal,” kata Guy Leschziner dari Guy’s and St Thomas’ NHS Foundation Trust. Namun, ia menekankan bahwa dibutuhkan lebih banyak penelitian untuk membuktikan adanya hubungan sebab-akibat. Ia juga mengingatkan bahwa mimpi buruk bisa berhubungan dengan berbagai kondisi medis dan obat-obatan yang umum terjadi seiring bertambahnya usia, yang dapat memengaruhi hasil studi.

Lebih baru Lebih lama