Prabowo-Megawati Semakin Sering Bertemu, Rocky Gerung Deteksi Dua Isu Politik Terkini

Pengamat politik yang juga pendiri Setara Institute, Rocky Gerung, memberikan tanggapan soal pertemuan Presiden RI Prabowo Subianto dengan Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri yang belakangan intens terjadi.

Sesuai laporan sebelumnya, Prabowo melakukan pertemuan langsung dengan Megawati pada Acara Ulang Tahun Ke-78 Pancasila yang berlangsung di Gedung Pancasila, komplek kantor Kementerian Luar Negeri RI, Jakarta Pusat, pada hari Senin (2/6/2025).

Sebelumnya, mereka telah mengadakan pertemuan di rumah Megawati di Jalan Teuku Umar, Menteng, Jakarta Pusat, pada tanggal 7 April 2025 yang lalu.

Prabowo dan Megawati telah berjumpa sebanyak dua kali dalam jangka waktu satu bulan.

Kedatangan Prabowo dan Megawati tersebut mendapat perhatian dari masyarakat luas.

Karena pernah ada rumor yang menyatakan bahwa Prabowo lebih dekat dengan mantan Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) dibandingkan dengan presiden kelima RI itu.

Setelah acara perayaan hari lahir Pancasila minggu lalu, Prabowo dan Megawati pun bertukar pesan pribadi.

Pesan disampaikan melalui Wakil Ketua DPR RI Sufmi Dasco Ahmad dan Menteri Sekretaris Negara (Mensesneg) Prasetyo Hadi ketika menyambangi kediaman Megawati beberapa waktu lalu.

Dasco, yang berperan sebagai Ketua Harian Partai Gerindra, menceritakan bahwa kunjungan silaturrahmi ke kediaman Megawati dilakukan atas permintaan Prabowo dan bertujuan untuk menyampaikan suatu pesan.

"Iya, kami diberi tugas untuk mengemukakan sejumlah poin serta pesan-pesan tertentu," ungkap Dasco saat berada di Kompleks Parlemen, Jakarta, pada hari Kamis, 5 Juni 2025.

Namun, Dasco mengatakan bahwa konten pesan yang dikirim Prabowo ke Megawati bersifat rahasia atau konfidensial.

Pada saat itu pula, Megawati memberikan sebuah pesan bersifat rahasia kepada Prabowo dengan bantuan dari Sufmi Dasco Ahmad serta Prasetyo Hadi.

Ada Dua Urgensi

Rocky Gerung juga mengatakan bahwa terdapat dua kepentingan utama yang dapat diambil dari pertemuan antara Prabowo dan Megawati itu.

Yaitu, memantau sinyal dari PDIP sebelum mendekati koalisinya serta bersiap melakukan upaya penyerahan surat impeachment terhadap Waketum RI Gibran Rakabuming Raka.

Hal ini dia sampaikan dalam tayangan video yang diunggah di kanal YouTube Rocky Gerung Official, Sabtu (7/66/2025).

"Iya, kita perlu mencari kata kunci untuk memecahkan teka-teki seputar masalah politik terkini. Khususnya mengenai pertemuan antara Bu Mega dan Pak Prabowo dalam rangkaian perayaan Hari Pancasila. Kemudian diikuti oleh kepentingan rapat yang melibatkan Partai Gerindra bersama PDIP," jelas Rocky.

"Bila kita melihat tingkat urgennya sejak pertemuan dengan Ibu Megawati pada tanggal 2 Juni kemudian diikuti oleh pertemuan tim Presiden Prabowo bersama Ibu Megawati juga, kita dapat merangkum bahwa serangkaian kejadian tersebut memiliki tujuan tertentu. Ini adalah satu langkah yang direncanakan," jelasnya.

"Bisakah maksudnya adalah untuk meyakinkan Ibu Megawati agar bergabung dengan kabinet, atau untuk menciptakan suatu kondisi baru dalam dinamika politik menjelang tekanan dari para pensiunan prajurit yang menuntut impeachment terhadap Gibran?" katanya.

Rocky Gerung mengatakan bahwa permintaan dari Forum Purnawirawan TNI agar mencabut kepercayaan atau menyeret Gibran merupakan wujud dari pikiran publik.

Menggambarkan meskipun mereka hanyalah mantan tentara, para mantan tentara ini merupakan wakil. back mind ", dunia pemikiran dari kalangan masyarakat sipil ingin mengusir Gibran," ungkap Rocky.

Berikutnya, sang dosen filsafat dari Universitas Indonesia (UI) tersebut menjelaskan bahwa Prabowo berkeinginan untuk memperoleh legitimasi.

Karena itu, PDIP sebagai partai yang dipimpin oleh Megawati belum mengirimkan tanda-tanda akan bergabung dengan Partai Gerindra.

"Pertimbangan utamanya adalah tekad Prabowo dalam mencapai legitimasi. Melewati masa lebih dari 100 hari, PDIP belum juga menunjukkan tanda-tanda akan berkolaborasi dengan Gerindra," ujarnya.

Meskipun demikian, Rocky Gerung juga menganggap bahwa setelah rapat antara Prabowo dan Mega, terdapat penilaian tentang apa yang lebih penting untuk diprioritaskan; reshuffle Kabinet namun masih menanti arahan dari PDIP, atau kemungkinan impecherment terhadap Gibran.

Kedua ini merujuk pada pilihan antara dua hal yang berbeda. urgent , soal reshuffle kabinet yang menunggu semacam sinyal dari PDIP atau soal pemakzulan Gibran yang sudah betul-betul menjadi bara di dalam pembicaraan politik Indonesia," paparnya.

Urutan bertemu antara Mega dan Prabowo yang dilanjuti dengan pesan-pesan silaturrahmi tersebut, menurut Rocky, menuju kepada ketidakpastian apakah PDIP akan ikut dalam pemerintahan atau justru mencopot Gibran dari posisi wakil presiden RI.

"Maka, kami berusaha untuk melihat sesungguhnya atau menentukan apa saja yang dapat dikonfirmasi dari rangkaian kejadian-kejadian yang menuju kepada kedua poin tersebut," terang Rocky.

"Yang pertama adalah mengetahui pasti apakah PDIP akan bersatu dengan Gerindra. Sedangkan yang kedua berkaitan dengan peluang secara sosiologi maupun konstitusi agar dapat mengajukan pemakzulan terhadap Gibran," jelasnya.

Artikel ini sudah dipublikasikan di Tribunnews.com denganjudul: Prabowo Ketemu dengan Megawati Sebanyak Dua kali, Rocky Gerung: Mari Tunggu Petunjuk dari PDIP Atau Isu Pengunduran Diri Gibran

Penulis: Rizkianingtyas Tiarasari

(*)

Lebih baru Lebih lama