
LIBURAN Mei 2025 - Mantan Presiden AS, Donald Trump, melakukan panggilan ke Presiden Rusia Vladimir Putin pada Senin (19/5). Menurut Trump, hanya dirinya dan Putin yang memiliki kemampuan untuk menahan perang di antara Rusia dan Ukraina.
Sebelum telepon tersebut, Trump telah berbicara dengan para pemimpin di Eropa seperti Presiden Prancis Emmanuel Macron dan Kanselir Jerman Olaf Scholz. Mereka menantikannya dapat membujuk Putin agar mengakhiri konfliknya selama 30 hari tanpa adanya syarat apapun.
Trump menyebutkan bahwa ia akan menelepon Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy usai berdiskusi dengan Putin.
Dikutip LIBURAN Mei 2025dari laman Al Jazeera, Trump mengungkapkan pemikirannya melalui Truth Social, dengan menulis bahwa tujuannya adalah untuk menghentikan kekerasan yang sudah menewaskan ribuan tentara setiap minggunya.
Di samping itu, dia menyatakan niatnya untuk meningkatkan perdagangan dan keamanan di kawasan tersebut.
Sejumlah hari sebelum telepon tersebut, Rusia dan Ukraina melakukan pertemuan di Istanbul, Turki, guna membahas mengenai kedamaian.
Akan tetapi, pertemuan tersebut gagal mencapaikesepakatan gencatan senjata. Walau demikian, kedua negara sepakat akan bertukar 1.000 tawanan perang.
Rapat tersebut awalnya dipenuhi dengan harapan untuk kedatangan langsung Putin dan Zelenskyy, namun kenyataannya, Putin hanya menyampaikan wakilnya, sementara Zelenskyy memutuskan untuk absen dari pembicaraan penting tersebut.
Ukraina menganggap bahwa delegasi dari Rusia tidak memiliki kewenangan untuk mengambil keputusan yang signifikan. Sebaliknya, Trump yakin bahwa pembicaraan baru akan efektif bila dirinya dan Putin melakukan dialog secara langsung.
Sebaliknya, Ukraina tidak yakin tentang niat Rusia yang tulus dalam usaha damai tersebut. Sejumlah petinggi pemerintah bahkan berpendapat bahwa gerakan ini mungkin hanya strategi Rusia untuk membelakangi jamuannya.
Peneliti asal Inggris bernama Marina Miron menyebut bahwa terdapat tiga skenario potensial atas pertemuan antara Trump dan Putin. Ketiganya adalah: kedua belah pihak mungkin mencapai kesepakatan tentang gencatan senjata, justru tak memiliki titik temu apa pun, atau sebaliknya Moskow mempersembahkan kondisi-kondisi yang sukar untuk disetujui.
Hingga kini, Zelenskyy tampaknya masih berharap akan ada jalan diplomasi dan menyerukan gencatan senjata tanpa syarat. Tapi di sisi lain Rusia kelihatannya belum sepenuhnya setuju.