Mempawah – Wajah Bupati Mempawah, Erlina, tampak serius saat menapaki jalan yang retak dan berlubang. Di tengah debu dan deru alat berat, ia berdiri bersama warga, mendengar, mencatat, dan memberi harapan. Di balik senyum dan semangatnya, ada keprihatinan mendalam atas kondisi jalan rusak yang selama ini menghantui kenyamanan dan keselamatan masyarakat.
“Kami tidak tinggal diam. Kami tahu ini bukan sekadar soal kenyamanan berkendara, ini soal keselamatan warga. Dan kami bekerja, bukan berpangku tangan,” ucapnya tegas saat meninjau langsung proses perbaikan di lapangan, Selasa (10/6).
Kerusakan jalan yang menyebar di berbagai wilayah Kabupaten Mempawah, kata Erlina, merupakan akibat berantai dari banjir besar pada Januari lalu, bahkan sebelum dirinya resmi dilantik sebagai Bupati pada 20 Februari. Namun, ia memastikan bahwa sejak hari pertama menjabat, dirinya bersama Wakil Bupati dan seluruh OPD langsung menyusun langkah-langkah pemulihan infrastruktur secara bertahap.
Lebih jauh, ia mengungkap akar persoalan yang selama ini tersembunyi. “Sejak pandemi Covid-19, banyak anggaran pemeliharaan jalan yang harus dialihkan untuk penanganan kesehatan dan bantuan sosial. Perbaikan yang seharusnya dilakukan tahun 2020 dan seterusnya, akhirnya tertunda. Itu sebabnya sekarang kita melihat kerusakan yang menumpuk,” paparnya.
Namun, Erlina tidak ingin menyalahkan keadaan. Ia justru menjadikannya sebagai alasan untuk bergerak lebih cepat. Saat ini, Pemerintah Kabupaten Mempawah tengah mengerjakan pembangunan jalan di 16 titik prioritas, sebagai bentuk komitmen nyata kepada masyarakat.
Beberapa titik yang telah masuk dalam daftar penanganan antara lain wilayah Mendalok, Suak Barangan, pedalaman Anjongan–Toho (Anribar), hingga Segedong. Selain mengandalkan APBD, Pemkab juga menjajaki dukungan dari Pemerintah Provinsi dan Pusat, termasuk melalui program strategis jalan Inpres.
“Percayalah, kami tidak tinggal diam. Kami tahu jalan adalah nadi kehidupan warga. Kalau jalannya rusak, bukan hanya ekonomi yang terganggu, tapi juga harapan. Kami mohon maaf atas ketidaknyamanan ini. Bukan karena kami abai, tapi karena keadaan yang di luar kendali,” katanya penuh haru.
Dengan suara semangat, ia menutup pernyataannya: “Mari kita tetap kompak membangun Mempawah. Kita jaga semangat, kita jaga hati, dan tetap produktif untuk Mempawah yang lebih baik.” (surya).