Apa Jika Geopark Toba Kembali Dapat Kartu Kuning?

, Jakarta - Revalidasi Geopark Kaldera Toba, Sumatra Utara, sebagai bagian dari UNESCO Global Geoparks (UGGp) dijadwalkan mulai hari ini, Senin, 21 Juli 2025, hingga Jumat, 25 Juli 2025. Penilaian ini dilakukan untuk meninjau status Kaldera Toba di Danau Toba yang saat ini mendapat kartu kuning dari Organisasi Pendidikan, Keilmuan, dan Kebudayaan Perserikatan Bangsa-Bangsa atau UNESCO.

Kartu kuning, yang diterima Geopark Kaldera Toba saat rapat UNESCO Global Geoparks di Maroko pada 4-5 September 2023, menandakan bahwa kawasan tersebut belum memenuhi sejumlah standar pengelolaan internasional. Status ini bukan sekadar teguran, melainkan peringatan serius. Kaldera Toba diberi waktu dua tahun hingga Juli 2025 untuk melakukan pembenahan.

Status Geopark Global Terancam Dicabut

Kantor Regional UNESCO di Jakarta menjelaskan, jika dalam evaluasi kali ini Kaldera Toba kembali mendapat kartu kuning maka statusnya sebagai bagian dari UNESCO Global Geoparks akan dicabut. "Geopark yang menerima kartu kuning dalam dua kali validasi ulang berturut-turut dianggap tidak lagi memenuhi kriteria yang dipersyaratkan dan akan kehilangan statusnya sebagai Geopark Global UNESCO," demikian penjelasan Kantor Regional UNESCO kepada Tempo , Jumat, 18 Juli 2025.

Waktu dua tahun yang diberikan dinilai cukup untuk untuk mengatasi isu-isu spesifik yang diidentifikasi selama evaluasi sebelumnya. Evaluasi kali ini akan menilai apakah pegelola Geopark Kaldera Toba telah mencapai kemajuan dalam menangani isu-isu dan rekomendasi yang telah diidentifikasi sebelumnya. Jika isu-isu ini belum diselesaikan secara memadai, terdapat risiko situs tersebut dapat menerima kartu kuning kedua, yang akan mengakibatkan status kartu merah dan pencabutan status UNESCO Global Geoparks .

"Prosedur ini merupakan bagian dari mekanisme standar untuk menegakkan kredibilitas, integritas, dan kualitas jaringan global.

Aspek yang Dinilai dalam Revalidasi

Dalam evaluasi kali ini, tim akan menilai aspek-aspek kunci kinerja Geopark, antara lain tata kelola dan pengelolaan, keterlibatan masyarakat, upaya konservasi geopark, program edukasi dan penyadaran, praktik pembangunan berkelanjutan, dan kerja sama internasional. Perhatian khusus akan diberikan untuk mengatasi kekhawatiran yang diajukan oleh Dewan Geopark Global UNESCO, seperti dampak perubahan menyeluruh dalam badan pengelola, kebutuhan akan situs geologi yang lebih beragam dan mudah diakses, peningkatan visibilitas di lokasi-lokasi penting, penguatan kemitraan, dan keterlibatan aktif dalam jaringan geopark regional dan global.

"Setiap kekurangan yang teridentifikasi di area ini akan dipertimbangkan sebagai bagian dari keseluruhan proses revalidasi.

Tim evaluasi akan terdiri dari dua pakar independen yang dipilih dari “Roster of Evaluators” resmi. Para evaluator internasional ini bukan staf UNESCO. Mereka bertugas dalam kapasitas pribadi sebagai pakar geopark, bukan sebagai perwakilan negara, lembaga, atau organisasi mana pun.

Hasil revalidasi akan dibahas pada sesi ke-10 Dewan Geopark Global UNESCO (UGGpC) dari Program Geosains dan Geopark Internasional (IGGP) di Chili pada 5 dan 6 September 2025.

Pilihan Editor: Tiga Destinasi Favorit saat Berkunjung ke Danau Toba, Bisa untuk Foto Prewedding Baca juga: Bukit Holbung dan Huta Siallagan Danau Toba Primadona Pengambilan Foto Prewedding
Lebih baru Lebih lama