Kebakaran Hutan di Sumatera: Ini Pernyataan BNPB dan Kementerian Kehutanan

, Jakarta - Wakil Menteri Kehutanan Sulaiman Umar Siddiq mengimbau semua pihak siaga untuk mencegah kebakaran hutan dan lahan ( karhutla ) meluas setelah Kementerian Kehutanan (Kemenhut) melaporkan adanya 4.449 titik panas di Provinsi Riau sejak 1 Januari hingga 20 Juli 2025.

“Kondisi iklim dan cuaca di Provinsi Riau saat ini meminta perhatian kita bersama,” kata Sulaiman dalam keterangan tertulis, pada Senin, 21 Juli 2025.

Data titik panas tersebut tercatat oleh Sistem Pemantauan Karhutla Kementerian Kehutanan atau SiPongi. Selama periode 1 Januari hingga 20 Juli, titik panas terbanyak diketahui berada di Kabupaten Rokan Hilir (1.767 titik), Rokan Hulu (1.114 titik) dan Dumai (333 titik). Sementara itu, bulan ini tercatat titik panas paling tinggi berjumlah 3.031.

Karhutla di Riau selama periode Januari-Mei 2025 melanda lahan seluas 751,08 hektare. Kebakaran tersebut terjadi pada 695,72 hektare tanah gambut (96,23 persen) dan tanah mineral seluas 55,37 hektare (7,37 persen).

Berdasarkan tutupan lahan, seluas 16,45 hektare merupakan tutupan hutan (2,19 persen), dan seluas 734,63 hektare tutupan nonhutan (97,81 persen). Berdasarkan fungsi kawasan, terhitung 14,22 persen di kawasan hutan dan sebanyak 85,78 persen pada area penggunaan lain (APL).

Sebelumnya, Badan Nasional Penanggulangan Bencana ( BNPB ) melaporkan karhutla melanda wilayah Sumatera dalam kurun waktu 24 jam, mulai Minggu, 13 Juli 2025, pukul 07.00 WIB hingga Senin, 14 Juli 2025, pukul 07.00 WIB.

Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Abdul Muhari melaporkan kebakaran hutan dan lahan karhutla melanda Jorong Sarasah Tanggo, Nagari Sarilamak, Kecamatan Harau, Kabupaten Lima Puluh Kota, Sumatera Barat, pada Minggu, 13 Juli 2025.

Menurut Muhari, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Lima Puluh Kota menginformasikan karhutla melanda lahan seluas 4 hektare. BPBD bersama tim gabungan mengerahkan pemadaman darat dan api berhasil dipadamkan.

“Penyebab kejadian ini masih dalam proses penyelidikan,” katanya.

Karhutla diketahui juga melanda Jorong Bansa, Nagari Gaung, Kecamatan Kubung, Kabupaten Solok, pada 13 Juli. Kebakaran menghanguskan sekitar 1 hektare lahan akibat cuaca ekstrem.

“BPBD Kabupaten Solok bersama personel gabungan melakukan pemadaman dengan dukungan satu unit mobil tangki dan satu unit mobil pemadam kebakaran. Api berhasil dikendalikan tanpa meluas ke area lain,” ujarnya.

Sementara itu, kebakaran lahan dilaporkan juga terjadi di Aceh, tepatnya di Gampong Suka Mulia, Kecamatan Lembah Seulawah, Kabupaten Aceh Besar, Minggu, 13 Juli 2025. Kebakaran melanda area kebun yang ditanami tanaman muda, termasuk kakao, dengan luas terdampak sekitar 2 hektare.

BPBD Kabupaten Aceh Besar mengerahkan tiga personel serta satu unit mobil pemadam kebakaran untuk memadamkan api yang terus meluas. “Api berhasil dipadamkan dalam waktu satu jam setelah kejadian dilaporkan.”

Menyikapi bencana karhutla yang mulai meningkat di beberapa wilayah, maka BNPB mengimbau pemerintah daerah dan masyarakat harus meningkatkan kewaspadaan. Selain itu, BNPB meminta masyarakat agar tidak melakukan aktivitas yang berisiko tinggi menimbulkan kebakaran, antara lain pembakaran lahan untuk pembukaan area pertanian, pembuangan sampah terbuka, atau membuang puntung rokok sembarangan di lahan kering.

Pemerintah daerah turut didorong agar senantiasa memperkuat koordinasi dengan meningkatkan pengawasan melalui patroli terpadu.

“Sementara itu, masyarakat diimbau agar segera melaporkan indikasi adanya titik api atau kepulan asap kepada pihak berwenang guna mencegah api berkembang menjadi karhutla yang meluas,” kata Muhari, menekankan.

M. Faiz Zaki dan Irsyan Hasyim berkontribusi dalam penulisan artikel ini.
Lebih baru Lebih lama