Simak Rahasia Haloni Jane (HALO): Targetkan Lompatan Penjualan 45% pada 2025

PENGGUNAAN SITUS MEI2025.CO.ID - JAKARTA PT Haloni Jane Tbk ( HALO Optimis dapat meningkatkan performa pada tahun 2025. Perusahaan yang beroperasi dalam bidang sarung tangan medis ini memulai triwulan pertama tahun 2025 dengan menghasilkan laporan finansial yang sangat baik.

HALO meraup penjualan sebesar Rp 51,11 miliar hingga Maret 2025. Penjualan HALO meningkat 67,24% secara tahunan (year on year/yoy) dibandingkan kuartal I-2024, yang kala itu sebesar Rp 30,56 miliar.

Kenaikan tersebut tidak terlepas dari lonjakan peningkatan signifikan dalam penjualan ekspor, yang naik sebesar 1.168,70% (year-on-year) dari angkaRp 1,31 miliar menjadi Rp 16,62 miliar di kuarter pertama tahun 2025.

Walaupun pendapatan dari ekspor mengalami kenaikan yang signifikan, namun sumbangan dari penjualan dalam negeri tetap mendominasi yaitu mencapai Rp 34,48 miliar atau setara dengan 67,46% dari jumlah penjualan keseluruhan.

Penjualan dalam negeri untuk HALO pun menunjukkan peningkatan, naik sebesar 17,88% (year-on-year) dari angkaRp 29,25 miliar mencapai Rp 34,48 miliar.

Sejalan dengan lonjakan penjualan, laba periode berjalan HALO ikut terbang setinggi 1.413,31% (yoy) dari Rp 358,27 juta menjadi Rp 5,42 miliar pada kuartal I-2025.

Direktur Keuangan Haloni Jane, Taufan Kurniawan menyatakan bahwa peningkatan performa HALO didorong oleh strategi penguasan pasaran global yang makin efisien.

HALO sudah sukses mengembangkan pasarnya untuk diekspor ke luar wilayah Amerika Serikat, yaitu menuju Brasil, Uni Emirat Arab, dan Korea Selatan.

Brazil saat ini menjadi pasar utama untuk HALO dengan rasio pengiriman mencapai 82% dari total eksportasi yang dilakukan pada tahun 2024.

Di kuartal pertama tahun 2025, persentase pengiriman ke Brasil meningkat hingga 95,2%. Sedangkan sisanya diarahkan untuk memasuki pasaran Asia seperti Korea Selatan, Taiwan, serta Thailand.

Saat ini HALO terus melakukan penetrasi pasar global untuk memasarkan produk ke berbagai  negara, antara lain di kawasan Afrika dan Eropa.

"HALO memiliki kualitas produk medical gloves yang sangat baik, sehingga turut menjadi faktor penentu meningkatkan kepercayaan konsumen dan berkorelasi terhadap peningkatan kinerja," ungkap Taufan kepada LIBURAN Mei 2025.co.id, Senin (19/5).

Berdasarkan sektornya, HALO pun telah meluaskan jangkauannya. Di luar bidang kesehatan, HALO juga bergerak dalam sektor makanan dan minuman (F&B).

Taufan menambahkan bahwa mereka mengamati adanya potensi yang masih sangat besar di bidang F&B karena tingginya kesadaran publik tentang pentingnya menjalani gaya hidup sehat,

Selain pertumbuhan penjualan, HALO pun meningkatkan kondisi finansialnya dengan menerapkan berbagai strategi. cost management dan cost optimisation Yang berhasil mencapai hasil yang memuaskan. Ini terlihat dari peningkatan angka gross profit margin dari 4,49% di kuarter pertama tahun 2024 hingga menjadi 19,13% di kuarter pertama tahun 2025.

Selama periode yang sama, marjin laba operasional HALO pun mengalami kenaikan signifikan dari 1,73% menjadi 11,50%. Berbekal pencapaian-pencapaian ini, HALO percaya bahwa pendapatannya di tahun 2025 dapat meningkat sebesar 30% hingga 45% jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya.

Tidak terlepas dari hal tersebut, HALO tetap optimistis dapat mencetak keuntungan bersih di tahun ini dan memperkirakan pertumbuhan laba bersihnya akan berkisar antara 30% hingga 45%. Perlu dicatat bahwa pendapatan HALO menurun 23,58% (year-on-year) dari angka Rp 231,08 miliar menjadi Rp 176,59 miliar selama periode tahun 2024.

Halo kini harus menyandar atas kerugian senilai Rp 8,15 miliar di tahun 2024, dibandingkan dengan keuntungan Rp 16,99 miliar yang dicatat pada periode sebelumnya. Taufan tetap optimistis bahwa Halo akan dapat meningkatkan pendapatannya dan memperbaiki hasil labanya untuk tahun 2025 mendatang.

Taufan percaya bahwa selain strategi peningkatan penjualan, pelemahan kemampuan pembelian publik serta nilai tukar rupiah tak akan memberikan dampak besar pada sektor sarung tangan. Terlebih lagi, produk sarung tangan HALO menggunakan bahan dasar lateks yang didapat dari dalam negeri.

Taufan menyebutkan bahwa produk HALO juga menerima dorongan positif berupa kebijakan Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN), yang lebih menekankan pada barang buatan dalam negeri.

Kebijakan tersebut diumumkan kembali melalui Peraturan Presiden (Perpres) No. 46 Tahun 2025 yang merupakan revisi kedua terhadap Perpres No. 16 Tahun 2018 mengenai Pengadaan Barang dan Jasa oleh Pemerintah.

"Kami tentu berharap pemerintah dapat mendukung pelaku usaha lokal, terutama yang berkomitmen untuk melakukan hilirisasi di dalam negeri. Pemerintah mesti mendukung, sehingga para pelaku usaha ini mendapat jaminan untuk diprioritaskan dibandingkan produk impor," kata Taufan.

Guna menangkap peluang tersebut, HALO pun akan melakukan modifikasi mesin untuk menambah kapasitas produksi.

Taufan menyatakan bahwa HALO sudah menghabiskan dana modal (capex) senilai Rp 1,93 miliar di kuartal pertama tahun 2025, dengan mayoritasnya dialokasikan untuk perbaikan dan peningkatan fasilitas produksinya.

Taufan belum mengungkapkan perkiraan capex untuk HALO sampai akhir tahun 2025. Namun, diketahui bahwa sumber pendanaannya akan datang dari aliran kas operasional perusahaan.

"Pada saat ini, Perusahaan terus menyesuaikan anggarannya untuk keperluan capex, sambil mempertimbangkan situasi finansial serta arus kas mereka," jelas Taufan.

Lebih baru Lebih lama