
, RIO DE JANEIRO – Negara-negara anggota BRICS menyatakan sikap resmi terkait konflik yang berlangsung di Timur Tengah.
Di antaranya, mereka memasukkan isu Palestina dan Iran dalam Deklarasi KTT BRICS XVII di Rio de Janeiro, Brasil.
Dalam dokumen resmi yang dirilis, BRICS menyoroti pentingnya menjaga stabilitas global dan mengecam keras penggunaan kekuatan militer yang dinilai memperburuk krisis kawasan.
“Kami berhasil mencapai pernyataan bersama terkait isu-isu krusial politik internasional, perdamaian, dan keamanan, dengan penekanan pada seruan penyelesaian jangka panjang untuk situasi Palestina serta kecaman terhadap serangan militer terhadap Iran dan risiko nuklir yang menyertainya,” demikian isi poin deklarasi tersebut.
Pernyataan ini menjadi salah satu dari beberapa topik politik global yang disepakati bersama oleh negara-negara anggota BRICS.
Adapaun kini anggota BRICS berjumlah sebelas negara setelah mengalami perluasan keanggotaan.
Blok yang digawangi oleh Brasil, Rusia, India, Tiongkok, dan Afrika Selatan ini juga menyampaikan kekhawatiran terhadap ancaman nuklir yang mungkin timbul akibat eskalasi konflik.
Dalam konteks Palestina, BRICS menyerukan penyelesaian jangka panjang yang adil dan berkelanjutan.
Sementara untuk Iran, BRICS menyuarakan keprihatinan atas serangan militer terhadap fasilitas strategis negara tersebut.
Selain isu Timur Tengah, KTT BRICS juga membahas reformasi Dewan Keamanan PBB, tata kelola kecerdasan buatan global, penggunaan mata uang lokal antarnegara, dan pendanaan iklim jangka panjang.