Thailand Kacau Akibat Perang vs Kamboja, Wisata Tutup dan Baht Jeblok

Thailand Babak Belur Imbas Perang vs Kamboja, Banyak Wisata Tutup hingga Mata Uang Baht Anjlok

Dampak perang vs Kamboja, kondisi Thailand bisa dibilang babak belur.

Kabar terbaru mengenai perang Thailand vs Kamboja hari ini memicu dampak cukup berarti bagi pariwisata Thailand.

Konflik juga ikut mempengaruhi nilai mata uang Thailand, yaitu Baht.

Baku tembak yang mewarnai konflik Thailand vs Kamboja yang dimulai Kamis (24/7/2025) kemarin, ikut mempengaruhi pariwisata Thailand.

Prasat Ta Muen Thom kawasan pariwisata provinsi di Thailand misalnya, telah resmi ditutup.

Sedangkan tempat wisata Prasat Ta Kwai juga saat ini tidak ada aktivitas wisata.

Kantor pariwisata dan olahraga provinsi Thailand telah diinstruksikan untuk melaporkan dan memberikan informasi yang akurat kepada wisatawan.

Hal itu disampaikan Nattareeya Thaweewong, sekretaris tetap untuk pariwisata dan olahraga Thailand pada hari Kamis kemarin.

Situasi di sepanjang perbatasan Thailand dan Kamboja di provinsi Sa Kaeo juga telah memengaruhi pariwisata dan perdagangan di distrik perbatasan Aranyaprathet, Ta Phraya, dan Khlong Hat.

Jumlah wisata dan pemesanan hotel di wilayah itu menurun.

Namun, di distrik lain tidak ada pengaruh konflik ini terhadap jumlah wisatawan dan pemesanan hotel.

Di Provinsi Surin pada Kamis pagi terjadi insiden penembakan di Prasat Ta Muen Thom terletak di distrik Phanom Dong Rak.

Langkah-langkah keamanan diambil termasuk mendirikan pusat komando insiden untuk evakuasi darurat jika terjadi serangan udara, yang terletak di Pusat Pemerintahan Provinsi Surin.

Gubernur Surin, Chamnan Chuenta telah mengarahkan penduduk di distrik Phanom Dong Rak dan daerah sekitarnya untuk mencari perlindungan di tempat perlindungan bom terdekat.

Termasuk bersiap untuk evakuasi ke tempat perlindungan sementara sebagaimana yang diuraikan dalam rencana evakuasi setempat.

Baht Anjlok Tajam

Perang Thailand vs Kamboja yang pecah pada Kamis (24/7/2025) kemarin ikut mempengaruhi nilai Baht, mata uang Thailand.

Baht anjlok ke level tertinggi dalam lebih dari tiga tahun terakhir.

Bangkok Post, Jumat (25/7/2025) melaporkan Bath melemah 0,3 persen menjadi 32,29 per dolar AS pada penutupan pasar uang Kamis sore.

Padahal sebelumnya sempat menyentuh 32,11 per dolar, level terkuat sejak Februari 2022.

Indeks Bursa Efek Thailand (SET) jug aikut merosot sekitar 1 persen.

Baht telah melonjak lebih dari 6 persen tahun ini karena meningkatnya optimisme atas negosiasi perdagangan.

Sekaligus kembalinya arus masuk saham asing dan harga emas yang mendekati rekor tertinggi.

Perang di perbatasan dengan Kamboja Kamis pagi telah menyebabkan ekonomi Thailand dikhawatirkan terpuruk.

Jet tempur Thailand dilaporkan menyerang dua pos tentara Kamboja di dekat perbatasan yang disengketakan pada Kamis pagi.

Baku tembak tentara dua negara bertetangga itu terjadi di perbatasan.

Konflik ini mengakibatkan 14 orang meninggal dunia dan puluhan ribu orang mengungsi.

"Konflik perbatasan yang semakin memanas memberi investor alasan untuk mengambil keuntungan setelah baht Thailand menguat," ungkap Lloyd Chan, ahli strategi mata uang di MUFG Bank.

Konflik Thailand vs Kamboja ini dinilai dapat menghentikan reli baht tahun 2025 ini.

Sentimen bath sempat menguat sebelumnya.

Itu terjadi setelah Menteri Keuangan Thailand Pichai Chunhavajira mengatakan pada hari Selasa bahwa negara itu hampir mencapai kesepakatan dengan AS untuk menurunkan tarif 36 persen yang terancam atas barang-barangnya sebelum batas waktu 1 Agustus 2025.

Thailand juga mengharapkan tarif yang lebih mendekati negara-negara tetangga.

Penguatan baht memberi tekanan pada otoritas untuk mengekang kekuatannya guna melindungi pendorong ekonomi negara berupa pariwisata dan ekspor.

"Bank of Thailand (BoT) akan terus mewaspadai volatilitas yang berlebihan," kata Christopher Wong, ahli strategi valuta asing senior di Oversea-Chinese Banking Corporation di Singapura.

"Penembusan level resistance di 32 hingga 32,1 baht per dolar dapat memberikan dorongan lebih bagi mata uang tersebut," kata Wong.

Pada awal Juli 2025, cadangan devisa Thailand naik ke rekor $263 miliar.

Sebagian karena pejabat meningkatkan intervensi mereka untuk memperlambat apresiasi baht.

Meredanya ketegangan antara dua mitra dagang terbesar Thailand — Amerika Serikat dan Tiongkok — juga meredakan kekhawatiran investor.

Dana global telah menggelontorkan dana bersih sebesar $345 juta ke dalam ekuitas Thailand pada bulan Juli, tepat di jalur untuk aliran masuk bulanan pertama dalam 10 bulan.

Pada hari Rabu ini saja, dana global menggelontorkan dana sebesar copy39 juta ke dalam saham, aliran masuk harian terbesar dalam 10 bulan.

Baht juga didukung oleh harga emas yang mendekati rekor tertinggi.

Hal ini mengingat status negara ini sebagai pusat perdagangan utama untuk logam mulia di Asia.

(*/ )

Baca berita TRIBUN MEDAN lainnya di Google News

Ikuti juga informasi lainnya di Facebook , Instagram dan Twitter dan WA Channel

Berita viral lainnya di Tribun Medan

Lebih baru Lebih lama