PR Jepara – Satu lagi film lokal siap mengguncang bioskop Tanah Air. Rumah produksi Fabis Entertainment resmi meluncurkan trailer dan poster film musikal Siapa Dia pada Selasa (29/7/2025).
Film ini dijadwalkan tayang perdana di bioskop mulai 28 Agustus 2025 dan hadir sebagai persembahan unik bertema sejarah perfilman dan budaya pop Indonesia.
Sutradara kawakan Garin Nugroho kembali unjuk gigi dalam proyek ini. Di hadapan awak media dalam konferensi pers di CGV Grand Indonesia, Jakarta, ia menyebut Siapa Dia sebagai bentuk "surat cinta" terhadap perjalanan panjang film nasional dan dinamika budaya pop yang terus berevolusi dari masa ke masa.
Misi Personal dalam Bingkai Musikal
Garin menyebut inspirasi film ini muncul dari keinginannya untuk merefleksikan kembali jejak sinema Indonesia. Dari era kolonial, saat layar lebar pertama kali menyapa masyarakat Nusantara, hingga momen-momen penting yang membentuk karakter industri film lokal. Semua dikemas dalam pendekatan segar: genre musikal.
"Film ini adalah cara saya dan tim menyuarakan semangat merdeka lewat bahasa paling personal yang saya miliki—sinema," ungkap Garin.
Dipilihnya bulan Agustus sebagai waktu perilisan bukan tanpa alasan. Garin menganggap bulan kemerdekaan adalah momen yang tepat untuk merayakan film sebagai bagian dari perjalanan bangsa. Terutama dalam menyuarakan gagasan, emosi, dan identitas melalui medium kreatif.
Berani Keluar dari Pakem
Format musikal yang diusung Siapa Dia menjadi sorotan tersendiri. Pasalnya, genre ini masih tergolong jarang disentuh di industri film Indonesia. Namun bagi Garin dan timnya, justru di situlah tantangannya.
Produser Eksekutif Faizal Lubis menekankan pentingnya keberanian untuk bermain di luar zona nyaman. Ia berharap film ini dapat membuka ruang baru bagi eksplorasi kreatif di dunia perfilman lokal.
"Musikal bukan hanya soal nyanyi dan koreografi. Tapi bagaimana cerita bisa hidup lewat musik. Kita ingin penonton bukan cuma menonton, tapi juga merasakan," jelas Faizal.
Lebih dari Sekadar Hiburan
Siapa Dia bukan hanya hadir sebagai suguhan artistik, tapi juga sebagai ruang belajar tentang sejarah film dan budaya pop Indonesia.
Lewat pendekatan visual dan musikal, film ini diharapkan dapat menjangkau penonton muda sekaligus memperkaya perspektif mereka tentang bagaimana industri hiburan berkembang di negeri sendiri.
Film ini menjadi bukti bahwa sinema bisa relevan, reflektif, dan tetap menghibur—semua dalam satu panggung. ***