Pernyataan artis sekaligus anggota DPR RI, Nafa Urbach, mengenai tunjangan rumah sebesar Rp50 juta per bulan menuai reaksi keras dari publik. Ucapannya dianggap tidak sensitif dengan kondisi masyarakat yang tengah berjuang menghadapi kesulitan ekonomi.
Dalam keterangannya, Nafa menjelaskan bahwa tunjangan tersebut bukanlah kenaikan gaji, melainkan kompensasi karena fasilitas rumah jabatan bagi anggota dewan sudah tidak lagi disediakan pemerintah. Menurutnya, banyak anggota DPR yang berasal dari luar kota sehingga membutuhkan tempat tinggal dekat Kompleks DPR/MPR Senayan untuk mempermudah mobilitas.
Nafa juga menyinggung persoalan kemacetan parah yang kerap dialaminya dari kediamannya menuju Gedung DPR. Ia menilai, hal itu menjadi salah satu alasan mengapa tunjangan rumah diperlukan.
Namun, pernyataan ini justru menimbulkan kritik tajam. Publik menilai alasan tersebut jauh dari realita yang dialami rakyat kecil, yang juga menghadapi macet dan kesulitan biaya hidup tanpa ada tunjangan fantastis seperti itu.
Kritik semakin deras ketika Gustav Paat, cucu almarhum Bondan Winarno, turut memberikan komentar. Gustav menyarankan agar Nafa berangkat lebih pagi daripada meminta tunjangan besar. Ia bahkan membandingkan dengan anak sekolah yang tidak mendapat toleransi bila datang terlambat. Menurut Gustav, anggota dewan seharusnya memberi teladan yang baik kepada masyarakat.
Unggahan warganet di media sosial pun ramai memperbincangkan pernyataan Nafa. Banyak yang menyindir alasan kemacetan sebagai sesuatu yang tidak relevan untuk membenarkan tunjangan Rp50 juta per bulan.
Setelah dihujani kritik, Nafa Urbach akhirnya menyampaikan permintaan maaf melalui akun Instagram pribadinya. Tangkapan layar unggahan itu juga diunggah ulang akun @lambegosiip pada Sabtu, 23 Agustus 2025.
"Guyss maafin aku yah klo statement aku melukai kalian,” tulis Nafa di Instagram Story-nya.
Ia menambahkan bahwa dirinya tetap berkomitmen memperjuangkan kepentingan masyarakat di daerah pemilihan yang diwakilinya. “Percayalah aku gak akan tutup mata untuk memberikan hidup aku buat rakyat di dapil aku sebaik mungkin yg bisa aku kerjakan saat ini,” lanjutnya.
Isu tunjangan DPR sendiri tengah menjadi sorotan luas. Publik mempertanyakan relevansi dan sensitivitas fasilitas yang dinilai terlalu mewah jika dibandingkan dengan kondisi ekonomi masyarakat umum. Banyak yang menilai para wakil rakyat seharusnya menunjukkan empati dan mengedepankan penghematan.
Nafa yang kini duduk sebagai anggota Komisi IX DPR RI, komisi yang membidangi urusan kesehatan, ketenagakerjaan, dan kependudukan, tidak lepas dari sorotan publik akibat pernyataannya. Apalagi, komisi ini berkaitan langsung dengan isu-isu yang menyentuh kepentingan masyarakat luas.
Meski sudah meminta maaf, pernyataan Nafa tetap menjadi bahan sindiran netizen. Banyak yang menilai klarifikasi tersebut belum cukup meredam kekecewaan publik. Gelombang kritik terhadap fasilitas DPR kemungkinan besar akan terus berlanjut.***