
VENESIA berencana menaikkan tarif gondola besar atau perahu khusus yang biasa digunakan penduduk lokal. Gondola ini ukurannya lebih besar, berbeda dengan yang biasa yang dinaiki turis untuk menyusuri kanal di kota itu. Terbongkarnya tarif gondola murah itu setelah para influencer media sosial berbagi tips tentang perahu ramah anggaran tersebut.
Antrean semakin panjang di empat penyeberangan di Grand Canal, jalur air utama di kota Italia itu, setelah para influencer mengunggah video tentang gondola besar atau traghetti (feri).
Harga feri sekitar €2 atau sekitar Rp 37.000 untuk wisatawan, lebih murah lagi untuk penduduk setempat. Harga ini jauh lebih murah dari harga gondola €80 atau Rp 1,1 juta yang biasanya dibayar turis di Venesia.
Karena semakin banyak wisatawan yang menggunakan gondola murah itu, warga setempat mengeluh. Andrea Morucchio, seorang seniman lokal, mengatakan kepada The Times bahwa feri telah menjadi tren terbaru bagi wisatawan yang ingin berhemat dan naik gondola. "Berkat para influencer dan blogger, gondola telah menjadi salah satu hal terpopuler di Venesia dan akibatnya warga Venesia menderita," kata dia, seperti dilansir Independent .
Menggunakan traghetti untuk berkeliling kota sebenarnya bukan hal baru di kalangan wisatawan. Namun, hal itu bertambah marak setelah banyak influencer yang mengunggahnya di media sosial. Para influencer telah merekomendasikan perjalanan perahu ini kepada wisatawan solo yang mungkin tidak mampu menyewa gondola sendiri. Mereka menyebutnya sebagai cara mudah untuk berswafoto tanpa melebihi anggaran.
Tiket Wisatawan akan Dinaikkan
Simone Venturini, anggota dewan pariwisata Venesia, mengatakan bahwa kota tersebut sedang mempertimbangkan untuk menaikkan harga tiket bagi wisatawan, kemudian menginvestasikan dana tersebut untuk membuka dua penyeberangan feri baru melintasi Grand Canal. "Kenaikan harga dapat dibenarkan karena wisatawan menggunakan layanan ini sebagai pengganti naik gondola," ujarnya.
Gondola menjadi salah satu atraksi turis yang paling banyak dicari di Venesia. Para turis memanfaatkan gondola untuk berswafoto dengan latar perairan di Kota Kanal sekaligus berkeliling menikmati gedung-gedung tuanya.
Pajak Turis dan Overtourism
Kota ini memiliki hubungan yang rumit dengan pariwisata karena overtourism . Tahun lalu, Venesia menjadi kota pertama di dunia yang mengenakan biaya masuk bagi wisatawan haria. Tarif ini diberlakukan untuk membatasi jumlah wisatawan yang masuk pada musim puncak.
Pajak sebesar €5 atau Rp 94.000 hingga €10 atau sekitar Rp 188.000 telah diujicobakan antara April dan Juli tahun ini. Wisatawan yang melakukan reservasi kurang dari empat hari sebelumnya dikenakan tarif yang lebih tinggi.
Wisatawan harian yang berkunjung pada jam sibuk, pukul 08.30 hingga 16.00, harus membayar biaya harian. Sementara wisatawan yang menginap dengan reservasi hotel dibebaskan dari biaya tersebut karena dianggap sudah membayar pajak hotel.
Namun, para pengusaha di kota tersebut telah mengusulkan biaya masuk yang lebih besar, yaitu €100 atau Rp 1,9 juta karena mereka menganggap turis membawa bencana bagi kota itu. Setrak Tokatzian, presiden asosiasi warga Lapangan Santo Markus, mengatakan pungutan tersebut bertujuan membendung wisatawan yang datang ke Venesia.