Presiden Prabowo Subianto meresmikan sejumlah satuan baru di jajaran Tentara Nasional Indonesia (TNI) dalam upacara Gelar Pasukan Operasional dan Kehormatan Militer di Lanud Suparlan, Pusdiklatpassus Kopassus, Batujajar, Bandung, Jawa Barat pada Minggu (10/8/2025) hari ini.
Di antaranya terdapat 20 Brigade Teritorial Infanteri Pembangunan dan 100 Batalyon Teritorial Infanteri Pembangunan di jajaran TNI Angkatan Darat.
Brigade dalam militer merujuk pada satuan militer yang terbentuk dari dua sampai empat batalyon.
Biasanya, Brigade terdiri dari tiga batalyon unsur tempur, unsur bantuan tempur, dan unsur bantuan administrasi.
Satu Brigade biasanya terdiri dari 3 ribu sampai 5 ribu prajurit yang dipimpin oleh seorang Perwira Menengah berpangkat Letnan Kolonel atau Perwira Tinggi berpangkat Brigadir Jenderal.
Sedangkan Batalyon, dalam istilah militer merujuk pada satuan militer yang terdiri dari dua sampai enam kompi atau baterai (untuk satuan artileri).
Satu Batalyon biasanya terdiri dari 300 sampai 1.300 prajurit yang dipimpin oleh seorang Perwira Menengah berpangkat Letnan Kolonel atau Kolonel.
Berikut ini sebaran lokasi sebaran 20 Brigade Teritorial Infanteri Pembangunan yang telah dikonfirmasi Markas Besar TNI pada Minggu (10/8/2025).
1. Pulau Sumatera 6 satuan
2. Pulau Jawa 3 satuan
3. Pulau Kalimantan 3 satuan
4. Pulau Bali dan Nusa Tenggara 1 satuan
5. Pulau Sulawesi 2 satuan
6. Pulau Maluku 1 satuan
7. Pulau Papua 4 satuan
Berikut ini sebaran lokasi sebaran 100 Batalyon Teritorial Infanteri Pembangunan yang telah dikonfirmasi Markas Besar TNI pada Minggu (10/8/2025).
1. Pulau Sumatera 31 satuan
2. Pulau Jawa 14 satuan
3. Pulau Kalimantan 15 satuan
4. Pulau Bali dan Nusa Tenggara 5 satuan
5. Pulau Sulawesi 10 satuan
6. Pulau Maluku 5 satuan
7. Pulau Papua 25 satuan
Apa Itu Batalyon Infanteri Teritorial Pembangunan?
Kepala Biro Informasi Pertahanan (Karo Infohan) sekaligus Juru Bicara Kementerian Pertahanan (Kemhan) Brigjen TNI Frega Wenas pernah menjelaskan terkait rencana pembentukan 100 batalyon infanteri teritorial pembangunan sekitar tiga bulan lalu.
Frega menjelaskan batalyon infanteri teritorial akan dibentuk dari kompi-kompi terpisah TNI Angkatan Darat.
Kompi-kompi terpisah tersebut, lanjutnya, ditingkatkan kapasitasnya menjadi batalyon infanteri teritorial pembangunan.
Nantinya, ujar dia, batalyon-batalyon tersebut tidak hanya memiliki kemampuan infanteri untuk bertempur, melainkan juga kemampuan pembangunan infrastruktur, kesehatan, dan juga pertanian.
Hal itu diungkapkannya dalam Webinar yang digelar ISDS bertajuk Kamu Bertanya, Kemhan Menjawab: Evolusi Ancaman dan Tantangan Pertahanan Kontemporer" pada Selasa (Kamis 17/4/2025).
"Karena pembangunan batalyon teritorial pembangunan ini kan salah satunya untuk meyakinkannya lumbung-lumbung logistik ketika ada situasi darurat baik itu mungkin dalam konteks untuk berperang, ataupun dalam kondisi saat ini," ujar Frega.
"Kita tahu bahwa dengan adanya perubahan iklim, pemanasan global itu dampaknya meluas bukan hanya kepada naiknya permukaan (air laut), tapi perubahan musim yang memang berpengaruh juga kepada ketahanan pangan," kata dia.
Soal rencana pembentukan 100 batalyon infanteri teritorial pembangunan tersebut sebelumnya juga telah disampaikan Menteri Pertahanan Sjafrie Sjamsoeddin saat rapat kerja dengan Komisi I DPR di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin (25/11/2024).
Dalam rapat, Sjafrie mengungkapkan rencananya 100 batalyon tersebut akan dibentuk pada tahun 2025 sebagai bagian dari soft power.
Batalyon-batalyon tersebut, ungkap Sjafrie, akan dilengkapi dengan kompi perikanan, kompi peternakan, kompi pertanian, dan kompi kesehatan.
Sebanyak 100 batalyon tersebut, lanjut dia, juga diproyeksikan untuk mendukung pembangunan di tingkat kabupaten.