
KOTA Yogyakarta mengincar lebih banyak wisatawan mancanegara, terutama dari Cina, pada 2025. Salah satu upaya yang dilakukan untuk mendatangkan banyak turis Cina adalah menginisiasi kerja sama dengan maskapai dari negara itu.
Wakil Wali Kota Yogyakarta Wawan Hermawan mengatakan bahwa inisiatif itu saat ini tengah dijajaki. "Saat ini kami sedang menginisiasi kerja sama dengan maskapai asal Tiongkok seperti Hainan Airlines dan Long Air untuk bisa membuka jalur penerbangan langsung dari Yogyakarta," kata Wawan Hermawan, Selasa, 19 Agustus 2025.
Pemerintah Kota Yogyakarta pun telah menggelar pertemuan dengan sejumlah simpul operator layanan penerbangan di Yogyakarta awal pekan ini melalui forum Business Matching Travel 2025.
Yogyakarta Belum jadi Destinasi Utama
Wawan menuturkan, wisatawan mancanegara dari Asia seperti Cina selama ini sangat potensial yang masuk Indonesia. Namun sebagian besar belum menjadikan Yogyakarta sebagai destinasi utama karena biasanya mereka langsung menuju Bali. Dari Bali, kemudian sebagian dari wisatawan itu baru kemudian menjajaki destinasi lain di Indonesia.
"Lewat direct flight dari Tiongkok ke Yogyakarta ini, kami berharap wisatawan itu dapat langsung menjadikan Yogyakarta sebagai destinasi utama sebelum ke Bali,” kata dia.
Director Shintian Jaya Aviasi Emerson Lo Vun Zet yang menjadi mitra strategis dalam penjajakan kerja sama pembukaan penerbangan langsung ini menuturkan sejumlah hal yang perlu diperhatikan dan disiapkan Kota Yogyakarta. “Penerbangan langsung itu bisa berkelanjutan jika dilakukan minimal tiga kali seminggu agar sustain ," kata dia.
Dengan kapasitas narrow body maskapai sekitar 160 kursi, potensi pergerakan penumpang per minggu ditarget bisa mencapai hampir 500 orang. "Kalau itu bisa terwujud dalam jangka dua tahun, dampak ekonominya bisa sangat signifikan,” kata dia.
Pengeluaran Turis Asing Lebih Besar
Adapun Kepala Dinas Pariwisata Kota Yogyakarta Wahyu Hendratmoko mengungkapkan wisatawan mancanegara jadi incaran karena berbagai faktor. Dari data Dinas Pariwisata Kota Yogyakarta menunjukkan, rata-rata lama tinggal dan tingkat pengeluaran wisatawan mancanegara bisa tiga hingga empat kali lebih besar dibandingkan wisatawan domestik.
“ Spending wisatawan mancanegara di Kota Yogyakarta tahun 2024 tercatat sekitar Rp 11 juta per orang. Sementara wisatawan domestik hanya sekitar Rp 2,3 juta. Jika inbound tourism ini meningkat, potensi perputaran ekonomi bisa mencapai puluhan miliar rupiah,” kata dia.
Namun, tren kunjungan wisatawan mancanegara itu, berdasar data Badan Pusat Statistik (BPS) Daerah Istimewa Yogyakarta, tercatat turun sebesar 23,78 persen sepanjang Januari hingga Mei 2025 dibanding periode sama tahun sebelumnya.
Penerbangan Langsung Jemaah Umrah
Wahyu mengatakan, tak hanya Cina atau Tiongkok yang kini sedang intens digarap kerja samanya dalam mewujudkan penerbangan langsung. Kota Yogyakarta juga membidik program pemberangkatan jemaah umrah langsung dari Yogyakarta menuju Jeddah.
Sebab selama ini, jemaah umrah dari Yogyakarta dan sekitarnya harus terlebih dahulu transit di Jakarta sebelum berangkat ke Tanah Suci.
Lewat kerja sama dengan maskapai Cina itu, diharapkan penerbangan bisa dilakukan langsung dari Kota Yogyakarta melalui Yogyakarta Internasional Airport (YIA) dengan transit di Cina, sebelum menuju Jeddah.
Skema tersebut diyakini akan mengefisienkan biaya perjalanan, karena jamaah tidak lagi perlu menanggung biaya tambahan untuk menginap di Jakarta. “Potensi jemaah umrah dari Yogyakarta dan wilayah sekitarnya, termasuk Jawa Tengah bagian selatan sangat besar," kata dia. Ia mengatakan pasar jemaah itu bisa mencapai lebih dari 20 juta orang per tahun.
Baca Juga: Robot-robot Daur Ulang Pemikat Anak di Artjog 2025 Baca Juga: Surga Buku di Desa Wisata Karangrejek Baca Juga: Bagaimana Warga Mrican Mengubah Kampung Kumuh Menjadi Asri