6 Waktu Terbaik untuk Membeli Bitcoin dan Peluang di Masa Depan

Bitcoin dikenal sebagai aset digital dengan potensi keuntungan besar, namun waktu pembelian sangat menentukan hasil investasi. Dalam banyak kasus, peluang terbaik justru muncul saat pasar dilanda ketidakpastian dan harga berada di titik terendah.

Menurut Utkarsh Ahuja, Managing Partner di Moon Pursuit Capital, peluang emas untuk membeli bitcoin sering muncul saat likuiditas global meningkat dan bank sentral beralih dari kebijakan pengetatan menuju pelonggaran. Jika Anda sedang mempertimbangkan langkah berikutnya di pasar kripto, memahami pola historis ini bisa menjadi keuntungan tersendiri. Tidak heran, tokoh keuangan terkenal Robert Kiyosaki bahkan menyebut bitcoin sebagai peluang terbesar bagi investor modern.

Sejak pertama kali diluncurkan, bitcoin telah mengalami berbagai fase naik-turun yang membawa momen emas untuk membeli. Beberapa periode tercatat sebagai waktu terbaik untuk berinvestasi, sekaligus memberikan gambaran tentang peluang menarik di masa depan.

Berikut ulasan lengkapnya sebagaimana dilansirGOBankingRates.

1. Fase awal (2009–2010)

Pada masa awalnya, bitcoin hanya dikenal oleh sejumlah kecil pengembang dan komunitas teknologi kecil, dengan nilai yang hampir tidak berarti, mulai dari 0,001 dolar AS hingga 0,40 dolar AS per koin. Saat itu, bitcoin masih dianggap sebagai eksperimen digital yang belum memiliki pasar yang luas maupun regulasi yang jelas.

Namun menurut Ahuja, fase awal ini justru menawarkan peluang keuntungan asimetris dengan risiko yang sangat minim. Mereka yang berani melihat potensi teknologi blockchain sejak dini mampu meraih keuntungan luar biasa, hingga 300.000 persen, ketika harga bitcoin melonjak ke 1.200 dolar AS pada 2013.

Perjalanan ini menjadi bukti nyata bahwa adopsi awal terhadap aset kripto bisa memberikan hasil yang berlipat ganda bagi investor visioner.

2. Pasca Kecrakan Dotcom Pertama (2011–2012)

Setelah sempat mencapai harga 30 dolar AS pada tahun 2011, bitcoin mengalami penurunan tajam akibat peretasan bursa kripto serta hilangnya kepercayaan publik. Banyak media arus utama meliput bitcoin dengan nada negatif, menggambarkannya sebagai aset berisiko tinggi yang tidak layak untuk diinvestasikan.

Minat masyarakat menurun drastis, dan hanya sejumlah kecil komunitas kripto yang masih aktif percaya pada potensinya. Namun, bagi investor yang berani mengambil langkah saat pasar penuh ketakutan, periode ini justru menjadi pintu masuk emas. Hasilnya terbukti ketika harga bitcoin melonjak hingga menyentuh 1.200 dolar AS pada November 2013, memberikan keuntungan berlipat ganda bagi mereka yang sabar menunggu.

3. Musim Dingin Kripto setelah Mt. Gox (2014–2016)

Kegagalan bursa Mt. Gox pada 2014 menjadi pukulan besar bagi ekosistem kripto, membuat harga bitcoin anjlok dari sekitar 1.200 dolar AS hingga turun drastis ke level 170 dolar AS pada awal 2015. Peristiwa ini mengguncang kepercayaan investor global dan memicu periode yang dikenal sebagaikripto musim dingin, di mana pasar kripto hampir tidak mendapat perhatian publik maupun media.

Selama lebih dari dua tahun, harga bergerak lambat, aktivitas perdagangan rendah, dan banyak proyek kripto lainnya mati suri. Namun, justru di masa penuh keraguan ini, para investor sabar yang terus mengumpulkan bitcoin mendapatkan keuntungan besar. Kesabaran mereka terbayar mahal saat harga bitcoin bangkit kembali dan mencetak rekor baru di akhir 2017, melebihi hampir 20 ribu dolar untuk pertama kalinya.

4. Setelah hype 2017 (2018–2019)

Puncak harga bitcoin yang mencapai 20 ribu dolar AS pada akhir 2017 akhirnya runtuh memasukikripto musim dinginpada 2018. Dalam periode ini, harga anjlok tajam hingga menyentuh 3.200 dolar AS pada Desember 2018. Sentimen publik memburuk drastis, banyak investor mengalami kerugian, sementara ribuan proyek ICO yang sempat dianggap sebagai masa depan kripto justru gagal total.

Media lebih banyak menyoroti sisi negatif industri kripto, membuat kepercayaan pasar semakin tertekan hingga awal 2019. Namun, di balik kondisi penuh pesimisme tersebut, momen ini justru menjadi kesempatan emas bagi investor yang berani masuk kembali.

Bahkan, hanya dalam beberapa bulan, bitcoin berhasil bangkit dan melonjak hingga 13.000 dolar AS pada pertengahan 2019, memberikan keuntungan signifikan bagi mereka yang membeli saat pasar berada di titik terendah.

5. Jatuh selama pandemi COVID-19 (Maret 2020)

Kekacauan global akibat pandemi COVID-19 pada Maret 2020 membuat harga bitcoin anjlok tajam di bawah 4.000 dolar AS, kehilangan hampir setengah nilainya hanya dalam dua hari.

Banyak investor panik menjual aset mereka, menganggap kripto tidak mampu bertahan di tengah ketidakpastian ekonomi global. Namun, kebijakan stimulus besar-besaran dari bank sentral dan pemerintah di berbagai negara justru menjadi titik balik. Likuiditas yang melimpah mendorong minat baru terhadap aset alternatif, termasuk bitcoin.

Dalam waktu singkat, kapitalisasi pasar kripto melonjak, dan bitcoin memimpin penguatan dengan mencatatkan kenaikan spektakuler lebih dari 1.300 persen hanya dalam 20 bulan. Puncaknya, pada November 2021, harga bitcoin berhasil menembus rekor tertinggi sepanjang masa di sekitar 68 ribu dolar AS, yang memperkuat posisinya sebagai salah satu aset investasi paling menarik di era modern.

6. Tekanan inflasi dan skandal kripto (2022)

Kenaikan suku bunga global, tekanan inflasi yang tinggi, serta skandal besar kebangkrutan bursa kripto FTX pada 2022 menyebabkan harga bitcoin kembali jatuh di bawah 20.000 dolar AS pada pertengahan tahun. Kondisi ini memicu kepanikan luas di kalangan investor, bahkan banyak yang memilih menjual dengan kerugian besar karena takut pasar kripto tidak akan pulih.

Media internasional juga ramai meliput sisi gelap industri aset digital, mulai dari manipulasi pasar hingga regulasi yang lemah. Namun, seperti pola sejarah sebelumnya, fase penuh ketakutan justru membuka peluang emas bagi investor jangka panjang.

Mereka yang berani masuk saat pasar sedang tertekan akhirnya memetik hasil yang manis. Bukti, di akhir 2024, bitcoin berhasil bangkit dan menembus level psikologis 100 ribu dolar AS, mencatat tonggak baru dalam perjalanan aset kripto ini dan memperkuat keyakinan bahwa setiap masa krisis sering menjadi awal dari siklus pertumbuhan besar berikutnya.

7. Bagaimana dengan 2025?

Sejak 1 Agustus 2025, bitcoin diperdagangkan di bawah 114.000 dolar AS, naik hampir 80 persen dalam setahun dan 864 persen dalam lima tahun. Fidelity Digital Assets menyebut fase saat ini sebagai percepatan dengan volatilitas tinggi, yang bisa menjadi sinyal menuju fase bottom berikutnya.

Ahuja menekankan pentingnya memperhatikan faktor-faktor global seperti pembalikan likuiditas, pelemahan dolar, dan masuknya modal institusional melalui ETF. Hal ini bisa menjadi tanda awal dari siklus besar berikutnya.

Meski prediksi para ahli beragam, satu hal yang pasti: memahami sejarah harga bitcoin membantu investor mengambil keputusan lebih cerdas. Menurut Kraken, mengenali ciripasar naikdanpasar beardapat membuat investor lebih siap dalam menyusun strategi di pasar kripto yang dinamis.

Lebih baru Lebih lama