Dari Camilan Tengah Malam ke Pendorong Ekonomi UMKM

– Apakah pernah kamu merasa lapar tiba-tiba di tengah malam, lalu langsung membuka aplikasi pengiriman makanan? Atau mungkin kamu termasuk orang yang suka nongkrong hingga larut malam, lalu singgah ke warung pecel lele, indomie abang-abang, atau martabak yang masih buka?

Perilaku mencari camilan di tengah malam atau yang dikenal sebagai midnight snack sudah menjadi bagian dari kehidupan perkotaan, khususnya di kota-kota besar.

Banyak kali, keinginan yang sederhana ini terasa remeh. Namun, di balik satu piring nasi goreng atau satu kotak martabak, terdapat roda ekonomi yang terus bergerak meskipun sebagian orang sedang tertidur.

Menurut laporan Euromonitor: Kesempatan Makanan Rutin dan Impulsif di Asia, konsumen di Asia semakin kerap mencari makanan yang dapat dinikmati kapan dan di mana saja, termasuk pada malam hari.

Tren impulse eatinG alias makan spontan semakin berkembang, didorong oleh gaya hidup perkotaan dan digitalisasi. Euromonitorjuga menekankan bahwa merek atau pelaku usaha yang mampu memanfaatkan kesempatan impulsif mendadak ini akan berhasil meraih kepercayaan konsumen.

Tidak berhenti di sana, laporan lainTren Utama Euromonitor yang Membentuk Makanan di Asia: 2024 dan Seterusnya menyebut bahwa cost-of-living crisisatau biaya hidup menyebabkan konsumen lebih memilih makanan dengan lebih hati-hati.

Midnight snackakhirnya sering tergolong dalam kategorii comfort food, yaitu makanan sederhana, akrab, terjangkau, namun mampu memberikan kepuasan emosional. Dengan kombinasi rasa, kenyamanan, dan harga, UMKM kuliner yang beroperasi di malam hari justru menemukan pasar yang menjanjikan.

Dampak ekonominya jelas terasa. Pertama, banyak UMKM kuliner justru mencatat pendapatan tertinggi pada jam malam, ketika orang mencari makanan ringan cepat saji. Kedua, sektor pendukung juga ikut berkembang, seperti pengemudi ojek online yang mengantarkan pesanan, pemasok bahan baku, hingga industri kemasan makanan. Ketiga, muncul inovasi produk baru, mulai dari menu khusus hingga promosi digital yang hanya berlaku di tengah malam.

Namun, pengoperasian bisnis di malam hari tentu menghadapi berbagai tantangan. Pedagang harus menanggung biaya listrik, keamanan, serta tenaga kerja yang bekerja di shift malam. Konsumen juga perlu waspada, karena makanan ringan tengah malam biasanya mengandung kalori dan lemak yang tinggi. Meskipun demikian, keseimbangan antara kebutuhan pelanggan dan peluang bisnis menjadikan ekosistem kuliner malam tetap berkembang.

Midnight snackpada akhirnya bukan hanya tentang perut keroncongan pukul dua pagi. ini merupakan gambaran bagaimana gaya hidup perkotaan dan digitalisasi menghasilkan peluang ekonomi yang baru. di balik satu porsi indomie rebus dengan telur dan kerupuk, terdapat penjual yang tersenyum lega karena barang dagangannya laku, pengemudi yang pulang membawa rezeki tambahan, serta konsumen yang merasa puas karena keinginannya terpenuhi.

Meskipun terlihat biasa saja, di balik setiap gigitan terdapat rantai ekonomi yang bekerja keras. Jadi, ketika kamu memesan makanan di tengah malam, ingatlah bahwa kamu juga sedang mendukung pelaku UMKM yang tetap beroperasi pada jam-jam sepi. Dengan demikian, setiap porsi bukan hanya sekadar camilan, tapi bagian kecil dari roda ekonomi yang tak pernah berhenti bergerak. (*)

Lebih baru Lebih lama