
Media Harian Digital– Spekulasi tentang dimulainyaaltseason,saat-saat ketika altcoin sukses dan melebihi kinerja Bitcoin semakin ramai menjadi topik diskusi komunitas kripto. Pada kuartal ketiga 2025 ini, lonjakan harga Ethereum dan altcoin besar seperti Solana, XRP, hingga Dogecoin memicu euforia, meskipun sebagian analis menyebut lonjakan ini justru sudah melewati puncaknya.
Dikutip dari Bitcoinist, Senin (18/8), CEO Alphractal, Joas Wedson, mengungkapkan bahwa tanda-tandaaltmusimSudah terlihat jelas melalui lonjakan likuidasi posisi leverage altcoin yang kini melebihi Bitcoin. Ini menunjukkan bahwa para pedagang mulai berani mengambil risiko lebih tinggi di pasar altcoin dibanding sebelumnya.
"Likuidasi altcoin saat ini lebih tinggi daripada Bitcoin, artinya pedagang semakin aktif di altcoin. Ini adalah sinyal kuat bahwa perputaran modal dari Bitcoin ke altcoin sudah terjadi," kata Wedson dalam laporan QuickTake CryptoQuant.
Data menunjukkan bahwa dari Januari hingga Desember 2024, sebagian besar posisi likuidasi berasal dari Bitcoin. Namun sejak awal 2025, tren ini berbalik. Delta Likuidasi Kumulatif Bitcoin vs Altcoin terus menurun, menandakan dominasi Bitcoin melemah.
Kapitalisasi pasar kripto saat ini berada pada angka USD 3,93 triliun atau sekitar Rp 64.059 triliun, dengan altcoin menguasai 40,4 persen atau sekitar Rp 25.857 triliun. Namun, Altseason Index versi CoinMarketCap masih berada pada angka 46, di bawah ambang batas 75 yang biasanya menandai altseason klasik.
Menariknya, menurut CEO platform kripto NoOnes, Ray Youssef, altseason belum dimulai, tetapi sudah separuh jalan. Dalam wawancaranya dengan BeInCrypto, ia menyebut bahwa lonjakan harga Ethereum sejak rebound dari USD 1.500 (sekitar Rp 24,4 juta) pada April lalu sudah menjadi tanda awal altseason.
"Banyak orang mengira altseason baru saja dimulai. Padahal, kita mungkin sudah di tengah-tengahnya. April adalah awalnya. Juni memang sempat melambat, tapi sejak akhir Juli, pasar altcoin mulai panas," kata Youssef.
Data juga mendukung klaimnya. Dominasi Bitcoin (BTC.D) turun menjadi 59,3 persen, terendah sejak Februari 2025. Sementara itu, Indeks Altcoin Season versi BlockchainCenter naik menjadi 53. Lebih dari 30 altcoin tercatat melebihi kinerja Bitcoin dalam 90 hari terakhir.
Namun analis lain, Cas Abbé, mengatakan bahwa saat ini belum memasuki fase altseason penuh. Ia menyebut ini sebagaiMusim Ethereum"Mayoritas likuiditas masih mengalir ke Ethereum. Altseason penuh baru akan dimulai saat ETH mencetak harga tertinggi baru. Mungkin Oktober atau November," tulis Abbé di akun media sosialnya.
Youssef juga melihat pergerakan Ethereum sebagai pembuka jalan bagi altcoin lain. Jika Solana, XRP, dan koin besar lainnya berhasil mencatat pertumbuhan signifikan, mereka bisa keluar dari bayang-bayang Ethereum dan menjadi pemain utama pasar.
"Saat modal institusi masuk ke Ethereum, volatilitasnya akan berkurang. Maka yang akan naik berikutnya adalah koin-koin spekulatif seperti Dogecoin, Shiba Inu, Pepe, dan Floki," tambahnya. Ia menilai koin dengan utilitas nyata dan dukungan institusi akan bertahan saat 'crypto winter' datang. Sisanya? Bisa jadi hilang dari pasar selamanya.
Dengan kondisi saat ini, dapat disimpulkan: altseason mungkin memang belum sepenuhnya hadir, tetapi gemuruhnya sudah mulai terdengar. Bagi investor, ini adalah momen penting untuk menentukan langkah, apakah ikut berspekulasi atau menunggu momentum berikutnya.