Festival Bunga Panagbenga: Keindahan dan Parade yang Memukau di Baguio

Featured Image

Sejarah dan Makna Festival Bunga Panagbenga di Kota Baguio

Setiap bulan Februari, kota Baguio di Filipina berubah menjadi lautan warna yang menarik perhatian wisatawan dari berbagai penjuru. Hal ini terjadi karena adanya festival bunga yang dikenal dengan nama Panagbenga Flower Festival. Festival ini tidak hanya menampilkan parade kendaraan hias yang penuh dengan bunga, tetapi juga tarian jalanan dan pertunjukan seni yang melibatkan masyarakat lokal.

Festival ini lahir sebagai bentuk penghormatan terhadap alam sekaligus simbol kebangkitan setelah gempa besar Luzon pada tahun 1990. Nama "Panagbenga" berasal dari bahasa Kankanaey yang berarti "musim mekarnya bunga". Nama ini digunakan untuk menggantikan sebutan lama "Baguio Flower Festival" pada tahun 1997 atas saran Ike Picpican, seorang arsiparis dan kurator budaya. Penggunaan nama tersebut semakin memperkuat identitas lokal Baguio dan akar budayanya.

Gagasan awal festival ini dicetuskan oleh Atty. Damaso E. Bangaoet, Jr. pada tahun 1995. Ia ingin menjadikan bulan Februari, yang biasanya sepi wisatawan, sebagai musim penuh atraksi. Pada tahun 1996, festival perdana digelar dan sukses menarik perhatian publik, menjadikannya agenda tahunan yang terus berkembang.

Daya Tarik Utama Festival

Daya tarik utama Panagbenga adalah Grand Float Parade. Kendaraan yang dihias ribuan bunga seperti mawar, krisan, dan gerbera melintasi jalanan kota layaknya karya seni bergerak. Para peserta menggunakan bahan daur ulang seperti kayu dan logam untuk kerangka kendaraan. Bunga Everlasting dipasang lebih awal karena butuh waktu pengeringan, sementara bunga segar lain baru ditempel sehari sebelum parade agar tetap tampak mekar saat pawai berlangsung.

Selain float, festival juga meriah dengan Grand Street Dance Parade. Ribuan pelajar dan kelompok komunitas ikut menari di sepanjang Session Road dan Harrison Road. Kostum penuh ornamen bunga, irama drum yang menggelegar, serta sorak-sorai penonton menciptakan suasana pesta budaya yang penuh semangat. Tarian massal ini menjadi daya tarik utama bagi wisatawan mancanegara.

Untuk tahun 2025, Panagbenga mengusung tema "Blossoms Beyond Boundaries". Tema ini melambangkan kerja sama Baguio dengan berbagai kota sahabat di dunia. Bunga Everlasting dan Sunflower mewakili Baguio, sementara kota-kota lain seperti San Antonio di Texas direpresentasikan lewat Bluebonnet, dan Jepang melalui Cherry Blossoms.

Berbagai Acara Lainnya

Selain parade, festival ini juga menyuguhkan berbagai agenda lain. Ada Market Encounter berupa bazar kuliner dan kerajinan, Session Road in Bloom dengan deretan stan makanan, serta kompetisi band drum dan lyre. Festival ini tidak hanya tentang bunga, melainkan juga ajang kreativitas warga yang melibatkan hampir seluruh lapisan masyarakat.

Panagbenga juga mencerminkan semangat kolaborasi. Pemerintah lokal, sekolah, komunitas sipil, hingga warga biasa ikut terlibat dalam setiap detail acara. Festival ini menjadi "manifestasi kebersamaan warga Baguio" yang menumbuhkan kebanggaan sekaligus menjaga warisan budaya Cordillera.

Kini, Panagbenga bukan sekadar festival tahunan, melainkan identitas yang melekat pada Kota Baguio sebagai "City of Pines." Festival ini telah menjelma menjadi simbol ketahanan, kreativitas, dan semangat masyarakat Filipina. Dengan kemegahan bunga dan meriahnya parade, Panagbenga terus menjadi daya tarik wisata yang memikat dunia.

Lebih baru Lebih lama