
Indonesia danKanadatelah secara resmi menandatangani Perjanjian Kemitraan Ekonomi Komprehensif Indonesia-Kanada atau Indonesia-Canada Comprehensive Economic Partnership (ICA-CEPA).
Mengutip keterangan dari Kantor Perdana Menteri Kanada pada Kamis (25/9/2025), penandatanganan kesepakatan tersebut dilakukan pada Rabu (24/9/2025) waktu setempat dan disaksikan oleh Presiden RI Prabowo Subianto dan Perdana Menteri Kanada Mark Carney.
Dalam pernyataan bersama (joint statement) kedua pemimpin negara, ICA-CEPA dianggap sebagai tonggak transformasi yang mencerminkan tujuan bersama kedua negara untuk membuka peluang baru dalam perdagangan, diversifikasi ekonomi, investasi, inovasi, serta pertumbuhan yang inklusif dan berkelanjutan.
"Perjanjian ini akan menjadi platform untuk memperkuat hubungan perdagangan dan investasi, memperluas peluang bisnis, sekaligus mendorong kerja sama di sektor strategis, termasuk ketahanan pangan, mineral kritis, energi terbarukan, dan ekonomi digital," demikian kutipan pernyataan bersama tersebut.
Selanjutnya, kedua pemimpin sepakat bahwa ICA-CEPA mencerminkan komitmen bersama dalam membuka perdagangan sesuai dengan aturan hukum dan menghormati kesepakatan dagang internasional. Hal ini dinilai penting untuk menjaga keterbukaan dan prediktabilitas perdagangan global, stabilitas ekonomi dunia, serta ketahanan rantai pasok.
Perdana Menteri Kanada dan Presiden RI juga menekankan pentingnya memfasilitasi perdagangan bersama untuk komoditas pertanian utama, termasuk produk agri-food, guna memperkuat kerja sama yang saling menguntungkan sekaligus mendukung agenda ketahanan pangan Indonesia dan perdagangan dua arah yang berkelanjutan.
Mereka juga menyoroti pentingnya dukungan terhadap UMKM dan pengusaha perempuan, termasuk perluasan akses pembiayaan serta fasilitasi partisipasi mereka dalam rantai nilai global.
Selain itu, kedua pemimpin mencatat pentingnya kerja sama pembangunan yang luas untuk mendukung pelaksanaan CEPA, mengeksplorasi program inovatif baru untuk memperkuat kolaborasi sebagai mitra dagang yang andal, serta tetap menjadikan pemberdayaan perempuan dan perubahan iklim sebagai prioritas utama.
Selanjutnya, untuk memandu keterlibatan di masa depan, pemimpin Indonesia dan Kanada menugaskan menteri luar negeri masing-masing untuk segera menyelesaikan Canada–Indonesia Plan of Action 2026–2029.
Rencana aksi ini bertujuan memperkuat komitmen bersama kedua negara sebagai negara demokrasi pluralistik untuk menghadirkan manfaat nyata dan berkelanjutan bagi masyarakat.
Dokumen tersebut akan menjadi peta jalan kerja sama strategis yang berorientasi pada hasil, mencakup tiga pilar utama: kemitraan ekonomi, kerja sama politik dan pertahanan, serta hubungan antar masyarakat.
Para pemimpin juga membahas peningkatan kemudahan perjalanan antarwarga kedua negara untuk mempererat hubungan people-to-people, sekaligus mendorong kerja sama di bidang pendidikan, pariwisata, dan bisnis. Upaya ini akan diwujudkan dengan membuat proses perjalanan lebih mudah, cepat, dan aman.