Semakin Dekat ke Gaza, Armada Sumud Diancam Israel

MediaHarianDigital.CO.ID,MEDITERANIA - Penyelenggara Global Sumud Flotilla mengatakan pada Senin bahwa kapal-kapal dalam armada tersebut berada 715 mil laut dari perairan Gaza. Sementara pihak Israel terus mengancam armada tersebut.

Armada itu berangkat dari Spanyol, Italia, dan Tunisia dalam upaya mematahkan blokade ilegal Israel di wilayah kantong tersebut. Dalam sebuah pernyataan, koalisi tersebut mengatakan armada dari Yunani diperkirakan akan bergabung "dalam beberapa hari mendatang" sebagai bagian dari misi kemanusiaan.

"Kapal-kapal Armada Global Sumud kini tiba bersama armada Yunani yang segera bergabung, menjelang minggu-minggu terakhir misi kemanusiaan kami untuk mencapai Gaza dan mematahkan blokade ilegal Israel," katanya.

Sebuah video yang dirilis oleh konsorsium menunjukkan kapal Sirius dengan cap tanggal 22 September, mencatat bahwa kapal tersebut "lima hari dari zona risiko tinggi" dan "tujuh hari dari Gaza." Penyelenggara mengatakan lebih dari 40 kapal berkumpul di perairan internasional untuk misi tersebut.

Kementerian Luar Negeri Israel juga terus mengancam armada tersebut. Mereka memperingatkan bahwa mereka "tidak akan membiarkan blokade laut di Gaza dilanggar".

"Israel tidak akan mengizinkan kapal memasuki zona tempur aktif," kata kementerian itu dalam sebuah pernyataan, mengulangi tuduhannya bahwa memberikan bantuan kepada warga Palestina memenuhi tujuan Hamas.

"Kami memanggil kapal-kapal Flotilla Sumud untuk berlabuh di pelabuhan Ashkelon dan menurunkan muatan mereka di sana," katanya, merujuk pada pelabuhan Israel.

Sebelumnya, Kementerian Luar Negeri Israel juga menyatakan secara terbuka bahwa "Flotilla ke Gaza" didukung oleh Hamas. "Ini bukan tindakan kemanusiaan. Ini adalah inisiatif jihadis yang mendukung agenda kelompok teror," tulis Kementerian Luar Negeri Israel.

 

Jumlah kapal Armada Sumud Global yang menuju Gaza semakin bertambah setelah kapal-kapal yang merupakan kelompok awal dari Spanyol bergabung dengan sekitar dua puluh kapal dari Sisilia pada Kamis. Kapal dan aktivis armada tersebut berasal dari berbagai negara.

Kelompok awal yang terdiri dari sekitar dua puluh kapal berangkat dari Barcelona pada 1 September, berhenti sebentar di dekat pulau Minorca, dan tiba di lepas pantai Tunisia pada tanggal 7 September. Mereka kini telah bergabung untuk membentuk armada yang lebih besar dan saat ini berada sekitar 60 mil di lepas pantai Sisilia, menuju ke arah timur Mediterania.

The Jerusalem Post melaporkan, armadanya sebagian besar terdiri dari kapal layar, meskipun beberapa kapal besar juga ikut berpartisipasi. Armada tersebut pernah mengalami dua serangan pembakaran selama berada di Tunisia. Tidak ada korban luka dalam serangan-serangan itu.

Armada tersebut tetap berada di lepas pantai Sidi Bou Said di pinggiran Tunis selama lima hari sebelum berlayar ke Bizerte di pantai utara Tunisia. Pada Selasa, mereka meninggalkan perairan Tunisia dan menyeberang ke Italia.

Kapal Keiser yang akan dinaiki aktivis kemanusiaan dari Indonesia Wanda Hamidah bersama aktivis Global Sumud Flotilla lainnya berlabuh di Pelabuhan Sidi Bou Said di Tunisia, Selasa (16/9/2025). - (MediaHarianDigital/Thoudy Badai)

Di Italia, sekitar 20 kapal telah meninggalkan pelabuhan di utara Syracuse dan berlayar ke Portopalo, di pantai selatan, pada hari Selasa. Kedua kelompok tersebut bergabung pada hari Kamis, berhenti di lepas pantai selatan Sisilia, dan kemudian menuju ke timur.

Antara Kamis dan Sabtu, mereka melakukan perjalanan sekitar 55 mil laut, berhenti sebentar karena kekhawatiran akan angin kencang. Pada sore hari tanggal 20 September, pelayaran akan dilanjutkan kembali. Bagi sebagian kru, ini menandai perjalanan selama 20 hari dari Spanyol. Ini adalah upaya terbaru para aktivis untuk mematahkan apa yang mereka sebut "pengepungan" Gaza.

Para aktivis memposting di media sosial bahwa mereka khawatir Israel akan melancarkan serangan. Kieran Andrieu, yang menggambarkan dirinya sebagai ekonom politik di X dan kontributor Novara Media, menulis bahwa "kami membutuhkan bantuan dan perhatian Anda untuk menjaga keamanan armada."

Ia mengklaim bahwa propganda Israel menargetkan armada tersebut terkait terorisme. "Fakta bahwa Israel cenderung pada strategi terakhir saat ini sangat memprihatinkan. Namun kami tetap tidak terpengaruh."

Armada yang terdiri dari sekitar 40 kapal saat ini berada sekitar 1.000 mil dari pantai Gaza. Berdasarkan kemajuan lambat mereka selama 20 hari terakhir, diperlukan setidaknya delapan hari dan mungkin hingga 20 hari untuk mencapai Gaza. Sampai saat ini, kontingen Spanyol telah menempuh perjalanan sekitar 1.000 mil.

Kelompok perahu layar lainnya datang dari Yunani. Mereka meninggalkan Syros pada hari Minggu dan sekarang berada di dekat Milos, pulau paling barat daya di kelompok Kiklades.

Lebih baru Lebih lama