
Hamasmulai mengembalikan jenazah tawanan kepada Israel sejak Selasa, 14 September lalu. Tindakan ini menandai adanya kemajuan setelah beberapa kegagalan yang terjadi sejak Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump mendorong rencananya untuk mengakhiri konflik di Jalur Gaza.
Pengembalian jenazah dilakukan setelah Israel mengumumkan akan memangkas separuh jumlah truk bantuan kemanusiaan yang diizinkan masuk ke Gaza. Menurut Israel, tindakan tersebut diambil sebagai sanksi terhadap Hamas karena tidak menyerahkan seluruh jenazah tawanan sesuai kesepakatan.
Dua tahun serangan Israel telah merusak sebagian besar wilayah Gaza. Lebih dari setengah juta penduduk kini menghadapi ancaman kelaparan dan bergantung pada 600 truk bantuan yang masuk setiap hari selama masa gencatan senjata.
Di sisi lain, munculnya kembali pasukan Hamas di jalanan Gaza menunjukkan usaha mereka untuk mengembalikan kendali terhadap wilayah tersebut. Ratusan petugas keamanan ditempatkan, sementara beberapa individu yang dituduh bekerja sama dengan Israel dieksekusi di depan umum.
Melansir pemberitaan ReutersHamas segera kembali menguasai wilayah perkotaan setelah pasukan Israel menarik sebagian dari pasukannya minggu lalu.
Warga Gaza mengatakan bahwa pada Selasa (14/10), anggota Hamas semakin sering terlihat di jalanan utama, termasuk di jalur yang digunakan untuk mendistribusikan bantuan kemanusiaan.
Sebelumnya, Trump memberikan izin kepada Hamas untuk menjaga keamanan di wilayah Gaza selama periode tertentu. Tujuannya adalah menghindari kekosongan pengawasan agar masyarakat merasa aman.
Hampir 2 juta orang kembali ke bangunan-bangunan yang telah rusak, dan banyak hal negatif bisa terjadi. Oleh karena itu, kami berharap semua orang dalam keadaan aman," ujar Trump pada Senin (13/10).
Pada hari Senin awal pekan ini, Donald Trump memberikan pidato di hadapan parlemen Israel. Ia menyebut bahwa Israel dan Hamas telah menyelesaikan pertukaran 20 tahanan Israel yang masih hidup di Gaza dengan sekitar 2.000 tahanan dan tahanan politik Palestina.
Namun, pemulangan 28 jenazah tawanan masih menjadi salah satu poin terakhir yang perlu diselesaikan dalam kesepakatan untuk mengakhiri konflik yang telah berlangsung lebih dari dua tahun sejak 7 Oktober 2023.
Sampai saat ini, Hamas baru saja menyerahkan delapan peti mati, sementara paling tidak 19 orang diperkirakan meninggal dan satu orang masih hilang di Jalur Gaza.
Pada hari Selasa, militer Israel mengumumkan telah menerima empat peti jenazah dari Palang Merah di titik pertemuan di wilayah utara Gaza. Peti-peti ini, yang dijaga ketat oleh pasukan Israel, dibawa melewati perbatasan menuju Israel menjelang tengah malam guna proses identifikasi forensik.
Di sisi lain, Hamas juga menyatakan bahwa proses pengantaran jenazah tawanan sedang berlangsung.
"Pada saat ini, para pejuang kami terus memantau pelaksanaan kesepakatan pengiriman jenazah sebagai bagian dari perjanjian untuk mengakhiri konflik di Gaza," demikian kata juru bicara Hamas di Gaza, Hazem Qassem, dalam unggahan di Facebook, seperti dilaporkan olehReuters pada Rabu (15/10).