Santri Ngesot Viral, Kiai Terima Amplop, Menag Nasaruddin Kunjungi Pesantren Jatim

MediaHarianDigital- Dalam tenggang waktu perselisihan video santri yang bergerak liar dan kiai menerima amplop yang ditayangkan di Trans7, Menteri Agama (Menag) Nasaruddin Umar berangkat ke Jawa Timur. Rencananya dia akan mengunjungi beberapa pesantren besar di sana.

Tujuan utama Nasaruddin adalah melakukan silaturahmi dengan pengasuh pondok pesantren serta para santri. Kemenag menekankan bahwa pesantren memiliki peran yang sangat penting, bahkan sebelum Indonesia merdeka. Terutama dalam membentuk manusia Indonesia yang berbudi pekerti dan berpengetahuan.

Pengunjungan Nasaruddin ke beberapa pesantren dilakukan di tengah perdebatan mengenai video viral yang menampilkan budaya santri bertemu dengan kiai sambil ngesot. Selanjutnya, kiai menerima uang dan keluar dari mobil mewah. Dilengkapi dengan narasi yang cenderung memihak.

Sebelum berangkat ke Jawa Timur, Nasaruddin memberikan pernyataan kepada para jurnalis. Ia menyatakan kaget dan prihatin terhadap tayangan tersebut. Nasaruddin menegaskan agar media tidak mengganggu pesantren yang selama ini telah terbukti membentuk adab masyarakat Indonesia. Di sisi lain, banyak pihak yang tidak beradab, dan seharusnya menjadi objek kritik dari media.

Nasaruddin mengajak seluruh pihak untuk menjaga kehormatan pondok pesantren serta menghindari narasi yang bersifat menstigmatisasi. Ia menekankan bahwa pesantren telah menjadi bagian penting dari sejarah dan peradaban bangsa Indonesia selama berabad-abad.

Ia menekankan bahwa pesantren merupakan benteng moral bangsa yang telah menghasilkan generasi ulama, pemimpin, serta tokoh nasional. Nasaruddin juga memanggil seluruh masyarakat untuk memahami pesantren secara menyeluruh dan budaya.

"Salaf tidak hanya menjadi lembaga pendidikan keagamaan, tetapi pusat pembentukan etika, kepribadian, dan kemanusiaan. Mari bersama menjaga martabatnya," katanya.

Pernyataan itu disampaikan sebagai tanggapan terhadap tayangan sebuah program Trans7 yang dinilai mengganggu kehidupan santri. Tayangan tersebut menyajikan narasi kritik, termasuk pernyataan bahwa santri harus jongkok hanya untuk minum susu. Potongan tayangan ini mendapat banyak kritik karena dianggap merendahkan tradisi kesopanan pesantren serta mengurangi penghormatan santri terhadap kiai.

Demonstrasi protes muncul dari masyarakat dan komunitas pesantren, termasuk Pondok Pesantren Lirboyo, yang meminta stasiun televisi menghentikan tayangan tersebut, memberikan permintaan maaf terbuka, serta melakukan klarifikasi langsung kepada para pengasuh pesantren. Pihak Trans7 juga telah menyampaikan permohonan maaf secara terbuka kepada publik dan kepada para Kiai di Pesantren Lirboyo.

Menurut Nasaruddin, tradisi pengampunan yang kuat dalam budaya pesantren. Menteri yakin para kiai dan santri juga akan memberikan pengampunan. "Ya, saya pikir ini sangat penting bagi kita. Semoga ini menjadi pelajaran bagi kita semua," katanya.

Lebih baru Lebih lama