
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menyatakan bahwa pasokan bahan bakar minyak (BBM) selama periode Natal dan Tahun Baru (Nataru) dalam kondisi aman.
Wakil Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Yuliot Tanjung mengatakan, pemerintah telah menetapkan peningkatan ketersediaan cadangan nasional dari standar 23 hari menjadi 27 hari.
"Untuk persiapan bahan bakar minyak menjelang Nataru, kita akan meningkatkan persediaan di dalam negeri," kata Yuliot di Jakarta, Selasa (25/11/2025).
Yuliot menekankan bahwa kebutuhan akan stok yang lebih tebal ini juga mempertimbangkan rangkaian perayaan besar berikutnya setelah Natal, mulai dari Tahun Baru Imlek hingga Ramadhan dan Idul Fitri.
Selain meningkatkan pasokan, pemerintah juga memperhatikan kebutuhan tambahan terhadap bahan bakar minyak bersubsidi Pertalite. Yuliot menyampaikan bahwa kebutuhan nasional Pertalite mencapai 39 juta kiloliter (KL) setiap tahun. Dari angka tersebut, sekitar 60% masih dipenuhi melalui impor.
"Maka, jika kita renungkan untuk kebutuhan kita dalam satu tahun untuk Pertalite sekitar 39 juta kiloliter. Jadi 39 juta kiloliter, kita masih mengimpor sekitar 60% untuk Pertalite," katanya.
Sebelumnya, PT Pertamina Patra Niaga menegaskan adanya penambahan pasokan untuk memastikan kebutuhan Nataru. Direktur Utama Pertamina Patra Niaga Ega Legowo Putra menyebutkan bahwa tambahan pasokan berasal dari peningkatan produksi pabrik serta impor.
"Pasti kita akan meningkatkan produksi dari kilang dan juga ada beberapa tambahan impor yang akan kita bawa masuk," ujar Direktur Utama Pertamina Patra Niaga Ega Legowo Putra setelah rapat tertutup dengan Komisi XII DPR RI, Senin (24/11/2025).
Pertamax Turbo dan Pertalite adalah dua produk yang menerima penambahan pasokan. Untuk Pertamax Turbo, penambahan pasokan berasal dari Kilang Cilacap dan Balongan serta impor. Sedangkan untuk Pertalite, meskipun sebagian besar diproduksi di dalam negeri, Pertamina tetap menambahkan impor agar stok semakin mencukupi.
Selain itu, penambahan volume Pertalite selama periode Nataru mencapai 1,4 juta KL. Dengan penambahan ini, Pertamina berharap stok BBM bersubsidi tetap berada pada kisaran 22–23 hari.
"Oleh karena itu, hingga akhir November nanti kami akan terus meningkatkan persediaan. Jadi kami melakukan penambahan stok," ujarnya.