Minat Investor pada SBN Naik, Menunjukkan Kepercayaan Tinggi terhadap Ekonomi Indonesia

TERAS GORONTALO - Kepala Badan Kebijakan Fiskal (BKF) dari Kementerian Keuangan, Febrio Kacaribu, menyatakan bahwa ketertarikan para investor pada Surat Berharga Negara (SBN) kini makin meningkat seiring dengan gonjang-ganjing ekonomi dunia.

Ini mencerminkan keyakinan Investor pada aspek finansial dan ekonomi Indonesia.

Pada RDP dengan Komisi XI DPR RI yang berlangsung di Jakarta pada hari Senin, Febrio menyatakan bahwa yield obligasi negara jangka pendek 10 tahun menurun sebesar 2 basis poin (bps), sehingga mencapai angka 7,00 persen per tahun hingga akhir triwulan pertama dari tahun 2025 ini.

Setelah mengalami kenaikan setelah pengumuman tentang tarif resiprokal dari Amerika Serikat, yield kemudian menurun 4,5 basis poin menjadi 6,98 persen pada tanggal 22 April 2025 untuk jangka waktu 2025.

Penurunan hasil investasi menandakan bahwa ketertarikan para investor pada surat utang negara Indonesia masih sangat baik.

Febrio yakin keyakinan para investor akan ditingkatkan dengan peningkatan performa keuangan dan perekonomian.

Penerimaan pajak meningkat signifikan, mencapai Rp187,8 triliun pada Februari 2025 dan Rp322,6 triliun pada Maret 2025.

Pendapatan negara naik tajam, dari angkaRp316,9 triliun di bulan Februari sampai mencapai Rp516,1 triliun di bulan Maret.

Walaupun APBN menunjukkan adanya defisit, namun neraca primer masih mengalami surplus sebesar Rp17,5 triliun.

Ini mencerminkan kapabilitas pemerintah dalam mengatur hutang.

Dengan peningkatan performa keuangan dan perekonomian, Indonesia dianggap sebagai lokasi berinvestasi yang lebih stabil jika dibandingkan dengan negara-negara ASEAN serta anggota G20 lainnya. ***

Lebih baru Lebih lama