RUBLIK DEPOK – Ketegangan di Timur Tengah memburuk secara signifikan usai Iran mengirim serangan bertubi-tubu berupa roket dan pesawat tanpa awak menuju daerah Israel. Dalam sebuah pengumuman yang tak terduga pada media sosial X, Pemimpin Agung Iran Ayatollah Ali Khamenei menyampaikan, "Demi Haidar yang suci, peperangan telah dimulai." Hal ini merupakan pernyataan publik pertama sang pemimpin Iran sejak adanya ancaman penyerangan oleh Presiden Amerika Serikat terhadap dirinya.
Pernyataan itu tidak hanya bersifat simbolis, melainkan juga menandai awal tahap baru dari konflik yang sudah berlangsung cukup lama. Nama "Haidar" mengacu pada Ali bin Abi Thalib, tokoh kunci dalam sejarah Islam terkenal dengan keberanian di arena pertempuran.
Pasukan IRGC Sasar Basis Militer Israel
Korps Garda Revolusi Islam (IRGC) Iran membenarkan bahwa serangan udara itu ditujukan spesifik kepada beberapa basis militer penting yang dimiliki Israel. Basis-basis tersebut dipercaya sebagai titik awal dari tindakan-tindakan terhadap wilayah Iran dalam periode belakangan. Pernyataan formal IRGC menegaskan bahwa penyerangan ini bakal berlangsung dengan cara "teratur, rumit, bertingkat, dan bertahap."
Bukan hanya sekali, serangan ini menjadi bagian dari deretan operasi militer yang sudah berjalan dalam beberapa hari belakangan. Dikabarkan sampai dengan gempuran kelima sepuluh telah dikerahkan oleh Iran menuju beragam daerah di Israel semenjak awal minggu ini.
Rudal dan Drone Iran Menyerang Udara Israel
Pada serbuan paling baru yang tercatat pada hari Selasa petang itu, peluru kendali serta pesawat tanpa awak militer sukses diluncurkan dari Iran ke arah Israel. Bunyi alarm penanda bahaya udara bergema di seluruh kot-kota penting seperti Tel Aviv, Jerusalem, bersama dengan beberapa area lainnya.
Militer Israel mengumumkan bahwa mereka telah mendetapkan dan berusaha untuk memblokir serangan rudal tersebut. Akan tetapi, tidak semuanya dapat dicegah. Beberapa rudal dikabarkan jatuh dan meletus di wilayah pusat Israel, menghasilkan ketidaktenangan penduduk serta kerusakan infrastruktur di sejumlah area penting.
Situasi di lokasi mengindikasikan bahwa walaupun sistem pertahanan Iron Dome cukup berhasil, ancaman dari serangan massal dengan banyak sudut tembakan dapat melampaui kapabilitasnya. Analis militer menjuluki hal ini sebagai tantangan sejati bagi kekuatan pertahanan udara Israel yang biasanya dikenal tangguh.
Israel Dalam Keadaan Siaga Tinggi
Israel segera menanggapi situasi tersebut dengan memperkuat kesiapsiagaannya dan menyelenggarakan pertemuan darurat terkait keamanan nasional. Semua saluran komunikasi penting dengan partner internasionalnya dinyalakan kembali, meliputi Amerika Serikat serta negara-negara sekutunya yang ada di Benua Eropa dan Asia.
Pihak berwenang meminta masyarakat agar tetap tinggal di dalam rumah atau mencari perlindungan di tempat penampungan apabila terdengar suara alarm peringatan. Beberapa aktivitas di sekolah-sekolah serta gedung publik lainnya sempat diberhentikan secara sementara sebagai tindakan antisipasi.
Peringatan dari Tokoh Internasional
Mantan Direktur Eksekutif Organisasi Energi Atom Internasional (IAEA), Mohamed el-Baradei, mengungkapkan ketakutan yang mendalam. Dia berpendapat bahwa penyerangan pada instalasi militer serta nuklir bisa meruntuhkan keyakinan dalam Perjanjian Penghapusan Senjata Nuklir bagi Negara-Negara Bukan Pemilik Utama Senjata (NPT). El-Baradei mencatat, apabila situasi semakin memburuk, beberapa negara mungkin dipacu untuk membuat bom atom demi pertahanan diri mereka sendiri.
Baradei pun mengutamakan kebutuhan respon cepat oleh masyarakat dunia guna mencegah peningkatan masalah tersebut menjalar menjadi pertikaian berskala global. Dia meminta Majelis Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa untuk langsung menyelenggarakan rapat khusus dalam rangka mendiskusikan kondisi saat itu serta merumuskan pendekatan diplomatis sebagai jawaban atas hal tersebut.
Dampak Regional dan Global
Di wilayah Timur Tengah, negara-negara sekitar seperti Yordania, Lebanon, serta Suriah meningkatkan kontrol di perbatasan mereka. Sejumlah maskapai udara pun menangguhkan sementara jalur penerbangan menuju atau berangkat dari Tel Aviv. Selain itu, harga minyak global ikut meroket pada hari terakhir ini karena ketidakpastian berkaitan dengan kelancaran pasokan energi dari area Teluk.
Perekonomian dunia juga merasakan dampak dari penurunan bursa saham di Asia dan Eropa. Investor berpindah ke jenis investasi yang lebih stabil, contohnya emas dan mata uang Amerika Serikat.
Respon Masyarakat dan Persatuan dalam Negeri
Di dalam Iran, ucapan Khamenei memicu arus persatuan nasional yang kustrong. Ratusan orang berbondong keluar rumah guna menyampaikan dukungannya atas tindakan militer oleh pemerintah setempat. Di beberapa pusat perkotaan utama, bendera Israel dan Amerika Serikat dikibaskan dan dibakar sebagai simbol penentangan terhadap campur tangan luar negeri.
Di Israel sebaliknya, penduduk menunjukkan ketakutan yang besar. Sebagian besar memutuskan untuk melarikan diri ke daerah utara atau pergi meninggalkan negara tersebut apabila kondisi semakin memburuk. Rumah sakit serta instalasi tanggap darurat telah disiapkan untuk mengantisipasi potensi adanya banyak korban jiwa.
Kesimpulan:
Perselihan antara Iran dan Israel saat ini semakin mendekati tahap yang lebih serius. Balas dendam yang dilancarkan Iran bukan saja menggambarkan kemampuannya dalam bidang militer, namun juga mengeraskan pandangan bahwa tensi di wilayah Timur Tengah dapat menjalar menjadi bencana skala global apabila tidak cepat ditindaklanjuti. Sekarang seluruh dunia sedang fokus pada taktik diplomatis oleh negara-negara adidaya guna meredam peningkatan konfrontasi sebelum situasi tersebut meledak menjadi peperangan global yang sulit dikontrol.