
PR JABAR – Serangan militer skala besar sekali lagi terjadi di wilayah Timur Tengah usai pemimpin tertinggi Iran, Ayatollah Ali Khamenei, mengumumkan lewat postingannya di X bahwa “perang sudah berlangsung”. Pengumuman ini menjadi tanggapan keras Teheran kepada ancaman dari presiden AS yang ditujukan padanya dan juga merupakan petunjuk jelas akan peningkatan tensi konfrontasi antara Iran dengan Israel.
Pasukan IRGC Menegaskan Sasaran Serangan adalah Basis Militer Israel
Pasukan Pengawal Revolusi Islamik Iran (IRGC) dengan resmi mengumumkan bahwa mereka sudah memulai serangan bertubi-tubih menggunakan roket dan pesawat tanpa awak terhadap beberapa basis udara penting di Israel. Sasaran paling utama dalam misi ini adalah instalasi-instalasi militer yang biasanya dipergunakan untuk melakukan penyerangan ke wilayah Iran.
Serangan paling baru ini tidak menjadi yang pertama. Dilaporkan bahwa Iran sudah melancarkan sampai dengan sepuluh kali serangan sejak intensitas konflik naik dalam beberapa hari belakangan. Misil serta pesawat tanpa awak dilepaskan dari seluruh penjuru Iran menuju target militer Israel, mengaktifkan sistem alarm udara di banyak pusat perkotaan seperti Tel Aviv dan Jerusalem.
Rudal Iran Menembus Sistem Pertahanan Israel
Walau sistem pertahanan udara Israel sukses menghalangi banyak peluru kendali yang datang, tetapi beberapa rudal masih bisa melewati blokade tersebut dan merenggut korban serta mendatangkan kerusakan pada berbagai zona penting. Hingga saat ini belum ada informasi pasti tentang total korban jiwa maupun derajat kerusakan fasilitas publik, tapi suasana panik dan tegang telah melonjak drastis di seluruh wilayah Israel.
Observasi visual mengindikasikan ada roket meluncur ke langit Israel, dengan banyak yang tampak bergerak menuju area perkotaan yang ramai. Pihak militer Israel tetap menerapkan sensor ketat tentang daerah mana saja yang secara langsung terdampak oleh serangan ini.
Kecemasan Global Terhadap Kemungkinan Peperangan Berskala Besar
Kondisi saat ini makin mengundang keprihatinan dari kalangan global. Para analis bidang geopolitik berpendapat bahwa serbuan oleh Iran adalah bentuk tindakan balasan yang telah direncanakan sebelumnya serta mencerminkan peningkatan kapabilitas militernya dalam aspek strategi. Ini pun dilihat sebagai usaha untuk menyuarakan kekuatan guna merespon bertambahnya desakan dari kancah internasional.
Sebaliknya, situasi ini menimbulkan keprihatinan tentang kemungkinan timbulnya perang skala global yang mencakup negara-negara adidaya dunia, seperti Amerika Serikat yang merupakan mitra strategis penting bagi Israel. Selain itu, negera-negera di wilayah Teluk juga semakin meningkatkan persiapan militer mereka untuk mengantisipasi potensi penyebaran konflik melewati batas-batas nasional.
Peringatan dari mantan kepala IAEA
Mantan Kepala Organisasi Energi Atom Internasional (IAEA), Mohamed el-Baradei, mengeluarkan pernyataan tegas tentang ancaman yang meningkat tersebut. Dia menekankan bahwa serangan oleh Israel ke instalasi nuklir Iran merupakan penyalahgunaan besar dari hukum global dan dapat mencegohkan negara-negara lain untuk menciptakan persenjataan nuklir demi perlindungan diri mereka sendiri.
Menurut dia, apabila Perjanjian Penghapusan Senjata Nuklir terus dilupakan, maka dunia bakal menghadapai masa depan persaingan senjata dengan tingkat bahaya serta tak tertahan yang jauh lebih besar. Baradei pun menekankan kepentingan fungsi Majelis Kesempurnaan Perserikatan Bangsa-Bangsa untuk mencegah tensi menjalar hingga mencetuskan peperangan global yang memasukkan banyak pihak.
Dampak Terhadap Stabilitas Kawasan
Pada saat yang sama, di dalam negeri Iran, pernyataan Khamenei menyulut arus dukungan nasional yang signifikan terhadap tindakan militer. Berbagai media serta figur agama mendorong persatuan demi pertahanan kedaulatan bangsa. Sejumlah kota besar dikabarkan telah melangsungkan demonstrasi simpatetik beserta shalawat kolektif bagi mereka yang berjuang di garda terdepan.
Pihak Israel sedang mengadakan sidang mendesak untuk meninjau situasi keselamatan dalam negeri. Komunikasi dengan mitra-mitra internasionalnya diperkuat guna memastikan sinergi dalam strategi pertahanan. Selain itu, masyarakat umum diimbau agar selalu berhati-hati serta mentaatkan petunjuk yang diberikan oleh pasukan militer.