
Pesawat tempur Israel pada Selasa melakukan serangan di kawasan Wadi Faara di Bekaa utara, salah satunya menargetkan kamp pengungsi Suriah, yang menewaskan 12 orang, termasuk tujuh warga Suriah, dan melukai delapan orang lainnya, menurut laporan Agensi Berita Nasional Lebanon.
Sumber keamanan mengatakan kepada Reuters bahwa korban tewas termasuk lima pejuang Hezbollah.
Sumber keamanan Lebanon lainnya mengatakan kepada Al-Jazeera bahwa Wadi Faara diserang oleh tiga serangan udara Israel, salah satunya mengenai kendaraan ekskavator.
Tidak segera jelas apakah serbuan Wadi Faara merupakan bagian dari 15 serangan udara yang dilakukan Israel pada pagi hari terhadap kemungkinan markas latihan Hezbollah di wilayah Bekaa.
Militer Israel mengatakan di pagi hari bahwa mereka menyerang target yang dimiliki pasukan elit Radwan Hezbollah di timur Lebanon, serangan terbaru meskipun terdapat gencetan senjata antara Israel dan kelompok yang didukung Iran tersebut.
"Beberapa saat yang lalu, jet tempur Angkatan Udara Israel... mulai melakukan serangan berbagai macam terhadap target teror Hezbollah di kawasan Bekaa, Lebanon," demikian bunyi pernyataan itu.
"Kampung militer yang diserang digunakan oleh organisasi teroris Hezbollah untuk pelatihan dan latihan teroris dalam merencanakan dan melaksanakan serangan teror terhadap pasukan (Israel) dan Negara Israel," tambahnya.
Pernyataan tersebut menyebutkan bahwa operasi militer Israel pada September 2024 telah "menghilangkan" komandan pasukan Radwan di kawasan selatan Beirut dan selatan Lebanon, tetapi menyatakan bahwa "sejak saat itu unit tersebut terus beroperasi untuk memulihkan kemampuannya."
"Penyimpanan senjata dan kegiatan organisasi teror Hezbollah di lokasi-lokasi ini merupakan pelanggaran nyata terhadap kesepahaman antara Israel dan Lebanon serta merupakan ancaman masa depan bagi Negara Israel," tambahnya.
Menteri Pertahanan Israel Israel Katz mengatakan serangan itu adalah "pesan yang jelas" kepada Hezbollah dan pemerintah Lebanon "yang bertanggung jawab atas pelaksanaan perjanjian tersebut."
"Kami akan menyerang setiap teroris dan menggagalkan setiap ancaman terhadap penduduk utara dan Negara Israel -- dan kami akan merespons dengan kekuatan maksimal terhadap setiap upaya untuk membangun kembali," katanya dalam pernyataan dari kementeriannya.
Israel secara berulang kali melakukan serangan udara terhadap Lebanon meskipun ada gencatan senjata pada November yang bertujuan mengakhiri lebih dari setahun perselisihan antara Israel dan Hizbullah, termasuk dua bulan perang total yang meninggalkan kelompok tersebut dalam keadaan sangat melemah.
Di bawah kesepakatan gencet, Hezbollah diwajibkan menarik pasukannya kembali ke utara Sungai Litani, sekitar 30 kilometer (20 mil) dari perbatasan Israel, sehingga hanya tentara Lebanon dan pasukan perdamaian PBB yang merupakan pihak bersenjata di wilayah tersebut.
Israel diwajibkan untuk menarik seluruh pasukannya dari negara tersebut, tetapi masih mempertahankannya di lima lokasi yang dianggap strategis.