Bentrok Meningkat, Thailand Tambah Pasukan Laut di Perbatasan Kamboja

Konflik bersenjata antara Thailand dan Kamboja kembali memanas. Pemerintah Thailand menyatakan telah mengerahkan angkatan laut untuk membantu militer di garis depan, setelah pasukan Kamboja dilaporkan menyerbu wilayah perbatasan di Provinsi Trat, Sabtu (26/7) dini hari, waktu setempat.

Kementerian Pertahanan Thailand menyatakan pasukan marinirnya berhasil memukul mundur tentara Kamboja yang masuk ke wilayah Thailand di tiga titik berbeda. "Thailand akan mempertahankan kedaulatannya. Agresi tidak akan ditoleransi," tegas Kemhan Thailand dalam pernyataan resminya, dikutip dari Bloomberg , Sabtu (26/7).

Sementara itu, Kamboja justru menuduh Thailand sedang memperluas serangan hingga masuk jauh ke wilayahnya. Juru bicara Kementerian Pertahanan Kamboja, Maly Socheata, kepada Khmer Times menyebut artileri berat Thailand telah menghantam sejumlah sekolah, pagoda, dan kawasan permukiman yang jauh dari zona konflik.

Konflik yang awalnya terbatas kini telah berkembang menjadi salah satu bentrokan paling mematikan. Dalam dua hari terakhir, kedua negara itu saling melancarkan serangan menggunakan jet tempur, peluncur roket, dan meriam berat di berbagai titik perbatasan. Lebih dari 100.000 warga di kedua sisi telah dievakuasi dari zona bahaya.

  • Thailand Ingin Konflik dengan Kamboja Tuntas Lewat Jalur Bilateral Tanpa Mediasi

Thailand melaporkan sudah 19 korban tewas, termasuk enam prajurit, sejak bentrokan meletus Kamis lalu. Lebih dari 60 orang lainnya mengalami luka-luka. Di pihak Kamboja, tercatat 13 korban jiwa, termasuk lima tentara, dan 70 orang terluka.

Bentrok kali ini merupakan kelanjutan dari ketegangan yang telah berlangsung selama berbulan-bulan. Insiden ranjau darat yang melukai dua tentara Thailand pekan ini serta tewasnya seorang prajurit Kamboja pada Mei lalu disebut-sebut sebagai pemantik awal.

Thailand menyatakan hanya akan mempertimbangkan gencatan senjata jika Kamboja menghentikan serangan terlebih dahulu. Namun, hari ini, bentrok juga dilaporkan meluas hingga ke wilayah Sa Kaeo, menjadikan enam dari tujuh provinsi perbatasan Thailand yang terdampak konflik.

Thailand dan Kamboja memiliki sejarah panjang sengketa perbatasan, yang berakar pada perjanjian kolonial antara Prancis dan Siam awal abad ke-20. Peta yang digunakan oleh kedua pihak memiliki interpretasi berbeda, sehingga menyebabkan klaim wilayah yang tumpang-tindih. Ketegangan sempat mereda sejak konflik mematikan terakhir pada 2011 di sekitar kompleks Kuil Preah Vihear.

Meski Amerika Serikat, Tiongkok, dan Malaysia telah menawarkan diri sebagai mediator, Thailand menolak campur tangan pihak ketiga dan memilih jalur perundingan langsung.

Adapun menurut Perdana Menteri Kamboja, Hun Manet, negaranya telah menyetujui proposal gencatan senjata dari Perdana Menteri Malaysia Anwar Ibrahim, yang saat ini menjabat sebagai Ketua ASEAN. Namun, Thailand disebut-sebut menarik diri dari kesepakatan tersebut secara sepihak.

Lebih baru Lebih lama