Gugatan Bersejarah: Apple dan Google Kalah, Konsumen Australia Dapat Ratusan Miliar

Warta Bulukumba - Di layar raksasa sebuah ruang sidang di Melbourne, logo Apple dan Google berhadap-hadapan seperti dua kerajaan teknologi yang sedang diadili. Denting keyboard, bisik pengacara, dan tatapan tegang memenuhi udara — hari itu, sejarah digital Australia berubah selamanya.

Pada Selasa, 12 Agustus 2025, Hakim Federal Jonathan Beach memutuskan dua raksasa teknologi itu bersalah karena menyalahgunakan kekuatan pasar mereka.

Putusan ini menjadi angin segar bagi jutaan konsumen dan ribuan pengembang aplikasi yang selama bertahun-tahun membayar harga dan komisi yang disebut terlalu mahal.

Pertarungan panjang

Kisah ini bermula pada 2020. Saat itu Fortnite, gim besutan Epic Games, dikeluarkan dari App Store Apple dan Google Play karena menawarkan sistem pembayaran dalam aplikasi sendiri, memotong jalur komisi 15–30 persen yang selama ini mengalir ke kantong dua raksasa tersebut.

Apple tak memberi ruang bagi toko aplikasi pihak ketiga di iPhone dan iPad di Australia. Bahkan, secara teknis nyaris mustahil mengunduh aplikasi di luar App Store. Sementara di Android, meski pengguna bisa mengunduh dari sumber lain, Google tetap memaksa pengembang menggunakan sistem pembayarannya untuk aplikasi di Google Play.

Hakim Beach menyatakan bahwa cara Apple dan Google menjalankan bisnis toko aplikasinya “memiliki atau kemungkinan besar memiliki efek mengurangi persaingan secara substansial”.

Potensi kompensasi setara triliunan rupiah

Putusan ini membuka jalan bagi dua class action besar yang diajukan firma hukum Phi Finney McDonald dan Maurice Blackburn. Gugatan mencakup konsumen dan pengembang aplikasi yang bertransaksi di toko Apple dan Google antara November 2017 hingga Juni 2022.

Joel Phibbs, Principal di Phi Finney McDonald, mengatakan jumlah kompensasi yang mungkin dibayar “kemungkinan mencapai ratusan juta dolar” — setara triliunan rupiah.

“Apple menghadapi persaingan ketat di setiap pasar tempat kami beroperasi,” kata perusahaan itu dalam pernyataan resmi kepada ABC News . “Kami berinvestasi dan berinovasi untuk menjadikan App Store tempat teraman bagi pengguna dan peluang bisnis yang hebat bagi pengembang.”

Google juga menyatakan keberatan dengan putusan tersebut, namun mengaku lega beberapa tuntutan Epic Games ditolak.

“Kami tidak setuju dengan karakterisasi kebijakan penagihan kami, tetapi menyambut baik pengakuan bahwa kami memberi persaingan tambahan untuk distribusi aplikasi,” ujar pernyataan Google.

Dampak lebih luas

Pengamat menyebut putusan ini dapat mengubah lanskap ekonomi digital di Australia. Harga aplikasi bisa turun, inovasi meningkat, dan pemain baru punya kesempatan bersaing.

ACCC, komisi persaingan dan konsumen Australia, kembali menyerukan regulasi yang lebih tegas untuk membatasi praktik anti-persaingan raksasa teknologi.

“Perilaku seperti menolak interoperabilitas, eksklusivitas, dan menghambat akses terhadap perangkat keras maupun data telah mendistorsi proses persaingan,” kata juru bicara ACCC.

Bagi jutaan konsumen, putusan ini bukan sekadar kabar gembira — ini adalah pesan bahwa bahkan kerajaan teknologi terbesar pun bisa tersandung hukum.***

Lebih baru Lebih lama