
Media Harian Digital– Harga Bitcoin kembali terjebak di zona kritis. Hingga Minggu (14/9), Bitcoin diperdagangkan pada level USD 115.927 atau sekitar Rp 1,9 miliar. Kapitalisasi pasarnya mencapai USD 2,30 triliun (Rp 37.819 triliun), dengan volume perdagangan harian mencapai USD 25,20 miliar (Rp 414 triliun). Namun, momentum yang sebelumnya mendorong kenaikan tampaknya mulai memudar.
Dalam grafik harian, Bitcoin menunjukkan pola kenaikan yang sehat dari level terendah USD 107.270 (Rp 1,76 miliar), tetapi saat ini sudah memasuki zona resistensi kuat di kisaran USD 116.000 hingga USD 116.500 atau sekitar Rp 1,89 miliar hingga Rp 1,89 miliar. Volume perdagangan yang menurun menandakan pasar mulai ragu.
Analisis memperkirakan adanya potensi koreksi menuju USD 112.000 hingga USD 113.000 (Rp 1,84 miliar–Rp 1,85 miliar), sebelum Bitcoin kembali menguat. "Saat harga menekan resistensi namun candle terlihat ragu-ragu dan RSI mendekati area jenuh beli, ini bukan waktu yang ideal untuk masuk beli," tulis laporan.Berita.Bitcoin, Senin (15/9).
Dalam grafik 4 jam, pergerakan harga Bitcoin terlihat tertahan setelah menembus dari level dukungan di USD 110.768 (Rp 1,82 miliar). Kenaikan ini sempat membawa harga mendekati puncak USD 116.805 (Rp 1,92 miliar), namun momentum kembali melambat.
Untuk strategi jangka pendek, analis menyarankan untuk memperhatikan jika harga mengalami koreksi ke kisaran USD 114.500 hingga USD 115.000 (Rp 1,88 miliar–Rp 1,89 miliar), karena bisa menjadi peluangpantulKembali. Namun, jika harga berhasil menembus dan bertahan di atas USD 117.000 (Rp 1,92 miliar) dengan volume yang kuat, hal ini bisa memicu kenaikan menuju level tertinggi baru.
Dalam grafik 1 jam, Bitcoin terjebak dalam konsolidasi sempit di kisaran USD 115.177 hingga USD 116.364 (Rp 1,89 miliar–Rp 1,91 miliar), dengan volatilitas rendah dan volume yang sedikit. "Kondisi ini merupakan sinyal akan adanya pergerakan besar, baik ke atas maupun ke bawah," jelas laporan tersebut.
Dari sisi indikator teknikal, Relative Strength Index (RSI) berada di 58, netral. Namun indikator Stochastic dan Commodity Channel Index (CCI) menunjukkan sinyal bearish. Sementara indikator momentum dan MACD masih positif.
Yang menarik, seluruh Moving Average (MA) dari jangka pendek hingga jangka panjang masih mengarah ke atas. EMA dan SMA 10 hingga 200 hari semuanya menunjukkan tren naik. EMA 10, misalnya, berada di USD 113.994 (Rp 1,87 miliar), sementara SMA 200 berada di USD 102.508 (Rp 1,68 miliar).
Skenario optimis: Jika Bitcoin mampu bertahan di atas semua MA dan menembus level psikologis USD 117.000 (Rp 1,92 miliar), maka peluang untuk memecahkan rekor tertinggi bisa terbuka. Koreksi jangka pendek justru bisa dimanfaatkan sebagai kesempatan akumulasi.
Skenario waspada: Jika tekanan jual meningkat dan harga ditolak di kisaran USD 116.000–USD 116.500 (Rp 1,89 miliar–Rp 1,90 miliar), maka ada risiko koreksi ke level dukungan sebelumnya di kisaran Rp 1,83 miliar.
Di tengah menantikan hasil rapat FOMC yang akan diadakan malam ini waktu Amerika atau pagi hari WIB, para pedagang tampaknya mulai mengendalikan diri. Powell akan berbicara, dan pasar akan memperhatikan sinyal apakah pemotongan suku bunga akan segera terjadi atau masih harus menunggu.