
Aksi unjuk rasa di DPR dilakukan oleh berbagai elemen masyarakat dan mahasiswa pada Senin (25/8). Aksi penyampaian pendapat itu juga diwarnai kericuhan dengan aparat.
Dalam aksi tersebut, sejumlah massa melakukan vandalisme dengan mencoret-coret tembok atau tiang-tiang yang berada di jalan sekitar DPR baik itu Jalan Gerbang Pemuda atau Gerbang Pancasila maupun di Jalan Gatot Subroto yang menjadi pusat aksi unjuk rasa.

Massa yang tidak puas karena merasa aspirasinya tidak didengar mencoret-coret di dinding atau pagar. Coretan tersebut berisi kecemasan massa aksi terkait pemborosan anggaran di DPR hingga sikap represif aparat.

Kata-kata kasar juga ditulis oleh para demonstran di dinding-dinding tersebut.
PengawasanMedia Harian DigitalDi lokasi pada Selasa (26/8) pagi, coretan itu sudah ditutupi dengan cat putih. Seperti yang terlihat di Gerbang Pemuda, coretan peserta aksi unjuk rasa sudah ditutupi, meskipun masih bisa dilihat dan terbaca samar.

Kemudian, di kawasan gerbang DPR, cat semprot dari massa aksi juga sudah dibersihkan, diganti dengan cat putih. Meskipun demikian, gerbang depan DPR belum dioperasikan. Penghalang beton masih terpasang.
Sementara di Jalan Gatot Subroto, beberapa coretan masih ada yang tersisa belum ditutupi cat putih. Coretan itu bertuliskan "3 juta per hari masih nombok?", yang juga merupakan salah satu tuntutan massa aksi terkait penghapusan tunjangan DPR.

Selain coret-coretan, pada pagi hari Selasa, sampah dan puing-puing sisa aksi sudah bersih. Tidak terlihat puing-puing seperti kerikil, kayu, atau botol plastik yang kemarin berserakan di jalan.
Kemarin, peserta aksi sempat bertabrakan dengan aparat kepolisian. Polisi juga sempat melemparkan gas air mata serta meriam air untuk mengusir massa aksi.