
Kehadiran Ekspatriat di Jajaran Direksi Garuda Indonesia Dianggap Langkah Strategis
Badan Pengelola Investasi (BPI) Danantara Indonesia menegaskan bahwa kehadiran ekspatriat di jajaran manajemen PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk. (GIAA) adalah langkah yang legal dan strategis. Hal ini dilakukan untuk memperkuat proses transformasi di tubuh maskapai pelat merah tersebut.
Sebelumnya, rapat umum pemegang saham luar biasa (RUPSLB) Garuda Indonesia yang digelar pada 15 Oktober 2025 menyepakati penunjukkan Balagopal Kunduvara sebagai Direktur Keuangan dan Manajemen Risiko. Kunduvara sebelumnya menjabat sebagai Divisional Vice President Financial Services Singapore Airlines sejak 2021 hingga tahun ini. Selain itu, Neil Raymond Mills yang memiliki pengalaman luas di industri aviasi juga ditunjuk sebagai Direktur Transformasi Garuda Indonesia.
Menurut Managing Director Stakeholder Management and Communications Danantara Indonesia, Rohan Hafas, keberadaan tenaga profesional asing di posisi strategis di Garuda Indonesia merupakan hal yang wajar dan tidak perlu dipermasalahkan. Ia menilai bahwa kehadiran ekspatriat membawa pengalaman serta standar kerja internasional yang bisa menjadi acuan dalam mempercepat proses pembenahan manajemen.
“Mereka profesional, tidak terlibat dalam urusan negara, tidak mengambil kebijakan politik, dan justru membawa contoh road map yang pernah dijalani untuk ditiru dan digugu,” ujarnya.
Rohan menambahkan bahwa perekrutan tenaga profesional asing di lingkungan BUMN merupakan praktik yang sah secara hukum. Menurutnya, ketentuan perundang-undangan memberikan ruang bagi penempatan tenaga kerja asing pada posisi tertentu yang membutuhkan keahlian spesifik dan pengalaman internasional.
“Ada klausul yang secara legal memungkinkan pengangkatan tenaga asing di posisi tertentu,” ucap Rohan Hafas.
Selain itu, keterlibatan ekspatriat disebut sebagai hal yang umum ditemui di berbagai sektor, termasuk penerbangan dan pertambangan. Hal ini dikarenakan adanya kebutuhan akan keahlian teknis serta pengalaman global.
Dalam beberapa pemberitaan sebelumnya, CEO Danantara Indonesia Rosan Roeslani menjelaskan bahwa keputusan untuk menempatkan eksekutif asing di jajaran direksi GIAA diambil setelah melalui proses analisis yang komprehensif. Menurutnya, kajian tersebut melibatkan konsultan dan penasihat khusus di bidang penerbangan selama hampir satu tahun terakhir. Hasil evaluasi menunjukkan perlunya penguatan manajemen dengan pengalaman global agar transformasi Garuda dapat berjalan sesuai peta jalan yang telah disusun.
“Dari kajian itu, kami melihat perlunya penguatan manajemen dengan pengalaman global agar rencana transformasi Garuda Indonesia bisa dijalankan sesuai peta jalan yang telah disusun,” ucap Rosan.
Rosan juga menilai bahwa penempatan figur berpengalaman dari luar negeri bukan sekadar simbol perubahan, melainkan langkah strategis untuk memastikan Garuda kembali kompetitif dan mampu bersaing di pasar internasional.
Alasan Pemilihan Tenaga Asing
Beberapa alasan utama di balik pemilihan tenaga asing oleh Garuda Indonesia antara lain:
- Pengalaman Internasional: Ekspatriat yang dipilih memiliki pengalaman di industri penerbangan global, yang dapat membantu Garuda dalam memperbaiki kinerja operasional dan manajerial.
- Standar Kerja Tinggi: Mereka membawa standar kerja yang tinggi, sehingga dapat meningkatkan efisiensi dan produktivitas perusahaan.
- Penguatan Manajemen: Dengan adanya tenaga asing, Garuda dapat memperkuat struktur manajemen dan memastikan transformasi berjalan sesuai rencana.
- Kepatuhan Hukum: Pemilihan tenaga asing dilakukan sesuai dengan ketentuan perundang-undangan yang memungkinkan penempatan pekerja asing di posisi tertentu.
Tantangan dan Harapan
Meski ada beberapa tantangan dalam perekrutan ekspatriat, seperti perbedaan budaya dan sistem kerja, Garuda Indonesia optimis bahwa langkah ini akan memberikan dampak positif jangka panjang. Dengan dukungan dari pihak internal dan eksternal, Garuda diharapkan mampu bangkit dan kembali menjadi salah satu maskapai penerbangan ternama di Asia.