Purbaya: Meski Ekonomi Tumbuh Lambat, Orang Tetap Turun ke Jalan

Menteri Keuangan (Menkeu) Purbaya Yudhi Sadewa memperingatkan, pertumbuhan ekonomi yang lambat dan tidak merata dapat mengakibatkan masyarakat melakukan aksi unjuk rasa.

Ia menegaskan hal tersebut saat memberikan arahan kepada kepala daerah seluruh Indonesia dalam rapat pengendali inflasi daerah 2025 di Kantor Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri), Jakarta, Senin (20/10/2025).

Awalnya, Purbaya menyampaikan perkembangan terbaru perekonomian nasional yang mencakup angka inflasi, daya beli masyarakat, pertumbuhan ekonomi serta tingkat kemiskinan dan pengangguran yang menurutnya masih dalam kondisi terkendali.

"Tetapi kita perlu waspada, Pak. Jika pertumbuhan (ekonomi) kita tidak merata dan lambat, meskipun angka kemiskinan rendah, tetap saja orang akan turun ke jalan seperti beberapa bulan yang lalu," tegas Purbaya.

Menteri Keuangan menyampaikan, inflasi Indonesia saat ini berada di bawah kendali dengan angka 2,65 persen dan merupakan yang terendah di antara negara-negara anggota kelompok kerja sama ekonomi G20.

Ia mengatakan, hal tersebut menunjukkan bahwa kemampuan belanja masyarakat tetap terjaga, sementara pertumbuhan ekonomi tetap berlangsung.

Kemudian, defisit APBN tetap berada pada tingkat 1,56 persen terhadap PDB, sehingga masih jauh di bawah ambang batas 3 persen.

"Ini menunjukkan disiplin keuangan tetap kuat, namun kita juga memiliki ruang untuk mendorong pertumbuhan ekonomi jika diperlukan," tegasnya.

"Surplus perdagangan meningkat 45,8 persen dari Januari hingga September, dan kelebihan ini berlangsung selama 64 bulan berturut-turut. Tingkat pengangguran menurun menjadi 4,76 persen, serta kemiskinan turun menjadi 8,47 persen. Ini merupakan angka terendah sejak krisis tahun 98, bahkan terendah dalam sejarah," ujar Purbaya.

Di sisi lain, di pasar keuangan, indeks harga saham gabungan (IHSG) sempat melampaui rekor sebesar 8.257, sedangkan obligasi dengan yield 10 tahun turun hingga 5,91. Menurut Purbaya, situasi ini merupakan yang terendah sejak tahun 2021.

"Maka bagi pemerintah ini menguntungkan, karena kini suku bunga rendah jika kita menerbitkan obligasi atau surat utang baru. Semua hal ini menunjukkan satu titik, ekonomi Indonesia dalam kondisi sehat, stabil, dan dipercaya oleh pasar," katanya.

"Sekarang tergantung bagaimana kita menjaga semangatnya sambil memastikan pertumbuhan ini dirasakan hingga ke bawah. Untuk mencapai lapisan bawah, perang pemuda tingkat daerah 1 dan daerah 2 lebih kuat dibanding perang pemerintah pusat," tambah Purbaya.

Lebih baru Lebih lama