
MediaHarianDigital, JAKARTA – Pertamina NRE memulai proyek percobaan (pilot project) pengembanganbioetanolberbasis di Kamojang, Garut. Secara resmi proyek ini diperkenalkan pada Rabu (19/11/2025) oleh Menteri Kehutanan, Raja Juli Antoni.
Inovasi ini menggunakan air nira aren sebagai bahan dasar, dengan kapasitas produksi sekitar 300 liter bioetanol setiap hari dan 300 hingga 500 kilogram gula aren per hari. Air nira aren yang digunakan berasal dari hutan aren yang dikelola oleh Kelompok Usaha Perhutanan Sosial (KUPS) Baru Bojong, Desa Bojong, Garut.
Percobaan ini dipicu olehKementerian Kehutanandengan pembentukan tim kerja percepatan pengembangan aren guna mendukung swasembada pangan dan energi nasional. “Kita sangat perlu mengeksplorasi potensi sumber energi dalam negeri, salah satunya adalah aren sebagai bahan baku bahan bakar nabati (BBN). Indonesia memiliki potensi aren yang besar yang dapat dikembangkan menjadi BBN,” kata Raja Juli, dalam keterangan resmi, Kamis (20/11/2025).
Raja Juli menjelaskan secara teori bahwa 1 hektare (Ha) lahan aren mampu menghasilkan 24.000 liter etanol setiap tahun. Selain itu, Indonesia memiliki sekitar 125 juta Ha lahan yang berpotensi dikembangkan sebagai perkebunan aren, sehingga dapat membantu mengurangi biaya impor bahan bakar minyak (BBM).
Proyek ini diharapkan mampu menghasilkan peluang ekonomi baru bagi penduduk setempat, khususnya para petani aren, dan memiliki potensi untuk dikembangkan di daerah-daerah yang memiliki potensi aren. Berdasarkan data dari Kementerian Kehutanan RI, pemerintah rencananya akan menanam aren di area seluas 1,2 juta hektar, dengan kapasitas produksi bioetanol sebesar 28,8 juta kiloliter per tahun.
Di sisi lain, CEO Pertamina NRE John Anis menyatakan bahwa proyek demonstrasi ini merupakan salah satu bentuk inovasi yang dilakukan oleh Pertamina. Dalam pengembangan bioethanol, Pertamina melakukan penelitian terhadap berbagai jenis tanaman sebagai bahan baku, salah satunya adalah aren.
"Kacang hijau merupakan salah satu tanaman yang memiliki potensi besar untuk dikembangkan secara luas di Indonesia," kata John Anis, CEO Pertamina NRE.
Pada kesempatan yang sama, Ketua KUPS Baru Bojong, Hendra, menyambut positif keinginan Pertamina untuk bekerja sama dengan KUPS Baru Bojong dalam pengembangan bioetanol.
"Harapan kami inovasi ini mampu meningkatkan kondisi ekonomi masyarakat, khususnya para petani aren di Desa Bojong," katanya.
John menyatakan bahwa Indonesia memiliki potensi tanaman energi yang sangat besar yang dapat dikembangkan sebagai bahan baku BBN. Dengan adanya dukungan penuh dari pemerintah, kemandirian atau swasembada energi melalui pemanfaatan tanaman lokal bisa tercapai.
Di dalam proyek pengujian ini, Pertamina NRE bekerja sama dengan Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN). Selain itu, John juga menegaskan bahwa pengembangan bioetanol berbasis aren ini merupakan bagian dari strategi Pertamina NRE dalam mengembangkan bioetanol dengan berbagai bahan baku.
Secara bersamaan, Pertamina NRE sedang mengembangkan bioetanol yang berasal dari molases tebu, sorgum, singkong, jagung, serta limbah pertanian seperti limbah sawit, bagase tebu, batang sorgum, dan jerami padi.
Tindakan ini merupakan langkah strategis jangka panjang guna menjamin ketersediaan bahan baku yang berkelanjutan, sekaligus memperkuat ketahanan energi negara. Berdasarkan peta jalan bioetanol berbasis aren yang dibuat oleh Pertamina, proyek pengujian ini bertujuan untuk menguji produk bioetanol dalam skala laboratorium.
Langkah berikutnya yaitu uji coba produk bioetanol dalam skala jalan raya, uji coba skala pilot, pengujian skala komersial, serta penyalinan di tingkat industri.