
Di bagian paling ujung Kabupaten Garut, terdapat hutan yang sangat terkenal dan memiliki reputasi misterius, yaitu Leuweung Sancang.
Leuweung Sancang merupakan salah satu hutan yang paling suci di Indonesia. Di dalam hutan yang sakral ini, terdapat berbagai kisah misterius, legenda, dan mitos yang melekat.
Salah satu tempat yang dikenal sebagai lokasi hilangnya Prabu Siliwangi, Raja dari Kerajaan Sunda bersama pasukan harimaunya yang sering disebut sebagai maung Sancang, adalah Leuweung Sancang.
Namun di balik semua kisah hantu tersebut, Sancang memiliki keindahan yang sangat luar biasa. Selain itu, hutan ini menjadi tempat tinggal bagi berbagai jenis tumbuhan dan satwa liar yang terancam punah dan harus dijaga kelestariannya.
Seperti dilaporkan Kabar Banten melalui saluran YouTube Adrasa ID, berikut kisah Leuweung Sancang yang menyimpan banyak rahasia dan mistis namun memiliki keindahan alam yang menakjubkan.
Dalam sebuah cerita rakyat disebutkan, setelah Raden Kian Santang memeluk agama Islam, yang merupakan putra dari Prabu Siliwangi, ia berusaha mengajak ayahnya untuk memeluk agama Islam.
Namun Prabu Siliwangi menolaknya, dan berusaha menghindari diri dari anaknya. Ia memutuskan untuk lari keluar dari istana daripada mengikuti anaknya dalam memeluk Agama Islam.
Selanjutnya Prabu Siliwangi bersama pasukannya melarikan diri dari pengejaran Raden Kian Santang hingga tiba di hutan paling ujung di Jawa Barat, yakni Leuweung Sancang.
Karena merasa tertekan, Prabu Siliwangi bersama pasukannya berubah menjadi Maung Bodas, yaitu harimau belang dengan bulu berwarna putih. Dikisahkan, Maung Sancang tidak akan muncul di waktu sembarangan.
Maung Sancang akan muncul ketika Prabu Siliwangi hadir, dan hanya individu yang memiliki ilmu tinggi yang bisa memanggil Maung Sancang ini. Di satu area di Leuwung Sancang, disebutkan terdapat suatu wilayah yang tidak sembarangan orang dapat memasukinya.
Berdasarkan kisah yang beredar di kalangan masyarakat sekitar, banyak pengunjung yang memasuki Leuweung Sancang akhirnya tidak dapat meninggalkan area tersebut dengan selamat. Daerah ini dikenal sebagai wilayah paling angker di Sancang.
Kemudian dalam cerita lainnya, di wilayah Hutan Sancang, jika pengunjung melihat ayam jantan, segera kembalilah ke rumah. Atau sesuatu yang buruk akan terjadi kepada dirinya.
Selain hutan, Lautan Sancang juga menyimpan berbagai rahasia. Bahkan salah satu area Laut Sancang, hingga kini masih menjadi tempat peristirahatan bagi kapal-kapal besar.
Sudah tercatat 3 kapal besar yang tenggelam di Laut Sancang dengan lokasi yang hampir sama.
Yang terbaru adalah Kapal Edrico 3, kapal pengangkut bahan bakar besar ini kehilangan arah, kemudian terdampar di Pantai Sancang.
Di sebuah daerah di Leuweung Sancang, tumbuh sebuah jenis pohon bakau yang hanya dapat ditemukan di hutan Sancang, yaitu Kaboa. Pohon ini tidak tumbuh di sembarang tempat, dan pohon ini sangat dijaga keberadaannya. Dikisahkan, lokasi pertumbuhan pohon Kaboa adalah tempat petilasan terakhir dari Prabu Siliwangi.
Berdasarkan kisah, ketika Raden Kian Santang mengejar Prabu Siliwangi hingga ke ujung Pantai Sancang, Raden Kian Santang hanya menemui pasukannya. Kepada para prajurit tersebut, Raden Kian Santang bertanya tentang keberadaan Prabu Siliwangi, namun mereka menggelengkan kepala sambil menunjuk sebuah pohon kayu.
Kemudian Raden Kian Santang memberikan perintah kepada siapa pun yang mengikuti dirinya akan tetap menjadi manusia, sedangkan yang mengikuti ayahnya, Prabu Siliwangi maka akan berubah menjadi pohon.
Dan demikian, pohon Kaboa ini dianggap sebagai bentuk kehidupan dari para prajurit Prabu Siliwangi. Hingga kini, pohon Kaboa masih bertahan di sebuah wilayah pantai di Leweung Sancang.***