Ekoran Sungai Balangtieng Dalam Ancaman: ECOTON Temukan Mikroplastik di Dalam Ikan Karepe

- Petang itu, gerah dari matahari dan aliran Sungai Balangtieng, Bulukumba, membaur dengan aroma sampah plastik, gemeretak serpihan, dan meradang.

Tiga aktivis berdiri tegak di pinggir air, membentangkan poster protes oranye menyala: “88% Sampah Bulukumba Tercecer,” “Balangtieng Tercemar Mikroplastik,” dan “Sungai Bukan Tempat Sampah.”

Jumat sore, 13 Juni 2025, matahari senja merangkak di atas tumpukan sampah mengambang di Sungai Balangtieng.

Menurut penelitian dari ECOTON, lima ekor ikan kareppe lokal dengan berat rata-rata 200 gram diuji di laboratorium mereka. Hasilnya menunjukkan keberadaan mikroplastik jenis fiber pada semua sampel, dan film pada satu ikan. Fiber berasal dari sisa pakaian dan film dari kantong plastik transparan yang terfragmentasi.

Ancaman ekologis dan kesehatan

Firly Mas’ulatul Janah, peneliti ECOTON, memperingatkan, mikroplasti berbahaya jika dikonsumsi oleh masyarakat.

"Senyawa kimia berbahaya bisa memicu gangguan kesehatan.," tegasnya.

Ia menyoroti dampak terhadap sistem reproduksi ikan, bahkan ancaman kepunahan lokal jika mikroplastik terus mengendap di ekosistem Balangtieng.

Rafika Aprilianti, Kepala Laboratorium ECOTON, menjelaskan jalur kontaminasi: dari microbeads dan nurdles (primer) serta kantong plastik dan botol (sekunder) yang terdegradasi menjadi mikroplastik.

Risiko nyata di meja makan

Ketika ikan menelan partikel ini—sering kali karena mirip plankton atau telur ikan—zat beracun pun menyusup ke rantai makanan .

Rifal Gaffar dari Aksi Bulukumba mengungkapkan bahwa dia pun baru tahu mikroplastik bisa masuk ke tubuh ikan.

“Saya baru tahu jika mikroplastik bisa masuk ke tubuh ikan. Masyarakat harus berhenti menjadikan sungai sebagai tempat sampah," ujarnya.

Di Desa Bulolohe, ikan kareppe masih sering dikonsumsi warga—padahal risiko kesehatannya kini nyata

Aktivis dan KMPS menuntut kesadaran baru: pengelolaan limbah yang baik, regulasi tegas, fasilitas pengolahan sampah, dan edukasi publik.

Mereka percaya, perubahan kecil seperti mengurangi plastik sekali pakai dan menjaga sungai bisa menyelamatkan manusia dan ekosistem secara bersamaan.***

Lebih baru Lebih lama