- Keterkaitan antara pancasila sebagai landasan filosofi pendidikan nasional dengan konsep pendidikan budi pekerti yang dikemukakan oleh Ki Hadjar Dewantara.
Kalimat diatas merupakan bentuk yang belum lengkap dari sebuah soal. Dimana bentuk lengkapnya akan bisa dilihat disini, beserta contoh jawabannya yang dapat menjadi referensi.
Pendidikan di Indonesia memiliki landasan yang kuat, tidak hanya dari segi hukum, tetapi juga dari nilai-nilai luhur yang membentuk jati diri bangsa.
Dalam perjalanan sejarahnya, terdapat gagasan-gagasan penting yang menjadi panduan arah pendidikan, baik dari filosofi kenegaraan maupun pemikiran tokoh-tokoh bangsa.
Salah satu tokoh yang berperan besar adalah Ki Hadjar Dewantara, yang pandangannya tentang pendidikan menekankan pembentukan karakter dan budi pekerti.
Ketika nilai-nilai tersebut dipadukan dengan prinsip-prinsip dasar kehidupan berbangsa, lahirlah konsep pendidikan yang menyentuh seluruh aspek kemanusiaan, mengarahkan peserta didik menjadi pribadi utuh.
Soal Lengkap
Setelah menelaah infografis mengenai Pancasila sebagai landasan filosofi pendidikan nasional, temukan keterkaitan antara pancasila sebagai landasan filosofi pendidikan nasional dengan konsep pendidikan budi pekerti yang dikemukakan oleh Ki Hadjar Dewantara.
Contoh Referensi Jawaban
Pancasila sebagai landasan filosofi pendidikan nasional berkelindan erat dengan konsep pendidikan budi pekerti Ki Hadjar Dewantara karena keduanya menempatkan manusia sebagai pribadi merdeka yang utuh (bercipta, berasa, dan berkarsa) serta bertumbuh dalam kebajikan.
Sila Ketuhanan menegaskan pembinaan dimensi spiritual dan kehalusan budi, selaras dengan tujuan budi pekerti untuk menata batin agar tertib lahir.
Kemanusiaan menuntun pengembangan empati, hormat pada martabat manusia, dan sikap welas asih.
Persatuan menguatkan rasa kebangsaan dan budaya gotong royong yang dalam budi pekerti diwujudkan melalui kesantunan, tata krama, dan penghargaan pada kebinekaan.
Kerakyatan meneguhkan musyawarah, kesediaan mendengar, dan kepemimpinan yang membina—sejalan dengan asas “ing ngarso sung tulodo, ing madya mangun karso, tut wuri handayani”; dan Keadilan Sosial menumbuhkan kesadaran etis untuk berbagi kesempatan serta bertindak adil.
Secara praksis, Pancasila memberi orientasi nilai (aksiologis) bagi seluruh proses mendidik, sementara budi pekerti Ki Hadjar menghadirkan metode pembinaan karakter melalui “sistem among” yang memerdekakan, menuntun anak sesuai kodrat alam dan zamannya via sinergi tripusat pendidikan (keluarga–sekolah–masyarakat).
Dengan demikian, Pancasila menyediakan kompas moral kebangsaan, dan budi pekerti menjadi jalan pedagogis untuk mewujudkan manusia Indonesia berkarakter, merdeka, dan bertanggung jawab.***