
Gubernur Jawa Barat kembali menggelar pertemuan dengan Apdesi Jabar terkait dengan isu-isu yang berkembang yang dapat menjadi perhatian pemerintah desa. Salah satu trigernya yaitu kematian balita Raya di Kabupaten Sukabumi yang dinilai adanya ketidakpekaan para pemegang kepentingan di wilayah desa.
"Saya meminta kepala desa itu harus mulai peka terhadap lingkungan, kemudian terbuka terhadap keluhan warga. Kan berbagai problem yang muncul saat ini kan akibat tidak pekanya terhadap urusan masyarakat. Misalnya kasus Raya," ucap Dedi di Gedung Sate, Kota Bandung.
"Setelah saya bertemu dengan bapaknya Raya ternyata bapak Raya tukang pijitnya Pak kades itu loh. Nah sekarang masalah mijitin Pak kades setiap hari kemudian bapaknya Raya itu kena bronkitis istrinya ibunya Raya kena TBC kok enggak sampai diobatin," ucap Dedi melanjutkan.
Menurut dia, jika pemerintah desa tidak memiliki uang dapat lapor ke gubernur dan siap ditangani, cukup melaporkan saja. "Saya sudah membuka diri, udah lapor Gubernur ditanganin kan enggak ada masalah," kata Dedi.
Selanjutnya, dirinya menyoroti kepekaan berbagai hal yang menyangkut di desa. Menurutnya saat ini desa kehilangan sosok tokoh. "Hari ini desa itu kehilangan tokoh yang ngerti lingkungan, tokoh yang ngerti pertanian, tokoh yang ngerti kehutanan, tokoh yang ngerti Tata bangunan, tokoh yang ngerti tata ruang," ujarnya.
"Tokoh-tokoh adat tuh hilang dari Desa hari ini. Banyak di desa orang pintar tetapi kalah pamor gaya membangunnya dengan tokoh-tokoh orang tua kita dulu. Bayangin aja orang tua kita dulu bisa membuat sawah di desa-desa tanpa anggaran, bisa membangun jalan tanpa anggaran, bisa membikin selokan tanpa anggaran. Sekarang yang sudah ada anggarannya kenapa kalah sama tokoh-tokoh orang tua kita dulu," tuturnya.
Dengan demikian di desa harus dihidupkan kembali ketokohan yang tokoh itu menjadi inspirasi pembangunan. Saat ini pemerintah tengah fokus membangun di kota kabupaten, selanjutnya di tingkat desa.
"Tahun depan itu kita sudah mulai menggarap desa yang mengalami problem sosial. Jadi itu yang akan kita lakukan dan saya sudah punya pemetaan seluruh infrastruktur Desa itu selesai di 2027 khusus untuk Kabupaten provinsi Desa selesai 2027," ungkapnya .
Pada tahun 2028-2029, Dedi Mulyadi ingin Pemprov itu membagi saham kepada Desa, yaitu dalam bidang perbankan.
"Kita cari mekanismenya seperti apa. Misalnya bank Jabar nah nanti Desa itu menjadi bagian dari pemilik saham di Bank Jabar. Jadi uang yang kita distribusikan ke desa itu nanti dibelikan saham rencana saya begitu," pungkasnya.***