
Rudal-rudal ini rencananya akan ditempatkan di wilayah pesisir barat Prefektur Kumamoto, dekat dengan Tiongkok, seiring Jepang terus memperkuat pertahanan militernya.
Korean Central News Agency (KCNA) mengeluarkan kritik itu menyusul laporan media Jepang tentang Kementerian Pertahanan yang sedang menyelesaikan rencana untuk menempatkan rudal anti-kapal Tipe 12 buatan dalam negeri di Pangkalan Kengun, Kumamoto, pada tahun fiskal saat ini, yang berakhir pada 31 Maret.
Dikutip dari Korea Times, rudal itu memiliki jangkauan 1.000 kilometer, dan mampu mencapai garis pantai Tiongkok.
Penempatan rudal ini dianggap sebagai pencegahan terhadap Tiongkok. Kementerian Pertahanan Jepang juga dilaporkan mempertimbangkan penempatan rudal serupa di Prefektur Okinawa.
KCNA mengklaim bahwa penempatan ini bertujuan untuk mengamankan kemampuan serangan pendahuluan bagi Jepang.
Mereka menuduh Jepang ingin mewujudkan ambisi imperialnya di era "Lingkungan Kemakmuran Bersama Asia Timur Raya", bukan sekadar menghalangi ancaman tertentu.
"Melalui pengembangan dan reorganisasi militer, serta skema modernisasi kekuatan, Jepang mendekati situasi di mana ia dapat melancarkan perang invasi," ujar KCNA. Pernyataan ini merujuk pada revisi Strategi Keamanan Nasional tahun 2022 dan peluncuran Komando Operasi Gabungan pada Maret.
KCNA menggambarkan Jepang sebagai negara yang terobsesi menjadi kekuatan militer, menuduhnya berupaya menuju "hari invasi ulang" dengan menempatkan rudal jarak jauh untuk serangan pencegahan.
"Hari penaklukan kembali yang kini begitu putus asa dicari oleh Jepang, akan menjadi hari ketika ia terjebak dalam neraka yang tak terhindarkan," demikian peringatan KCNA.