Menteri Luar Negeri Jerman Desak Israel Kurangi Penderitaan Warga Gaza

.CO.ID, JAKARTA — Menteri Luar Negeri (Menlu) Jerman Johann Wadephul mengatakan Jerman mendesak Israel untuk meringankan penderitaan yang dialami warga Palestina di Gaza.

“Saya yakin akan menjadi kepentingan kita semua jika konflik mengerikan ini dapat diselesaikan melalui proses damai. Tujuan kita semua jelas adalah solusi dua negara, yang harus dinegosiasikan,” kata Wadephul dalam pernyataan bersama Indonesia-Jerman di Kementerian Luar Negeri RI, Jakarta, Rabu (20/8/2025).

Ia menyerukan kepada semua pihak untuk mengupayakan kemungkinan gencatan senjata dan pembebasan para sandera oleh gerakan Palestina, Hamas,

Selain itu, Menlu Jerman itu mendesak semua pihak untuk menghindari kekerasan dan mematuhi hukum internasional, dan mengatakan pihaknya mencermati situasi di Indo-Pasifik, khususnya di Selat Taiwan.

“Saya ingin menegaskan kembali bahwa setiap eskalasi di kawasan ini akan memiliki konsekuensi yang tak terduga bagi kemakmuran dan keamanan global,” ujarnya.

Ia menuturkan, dalam masa krisis dan konflik yang terjadi sekarang, komunitas internasional membutuhkan lebih banyak saling pengertian dan kemauan untuk menyelesaikan konflik.

Menlu Jerman itu melakukan kunjungan ke Indonesia untuk pertama kalinya, di mana Indonesia juga menjadi negara Asia pertama yang dikunjungi Menlu Jerman tersebut.

Wadephul juga dijadwalkan untuk mengunjungi Sekretariat ASEAN esok hari.

Sementara itu, tentara cadangan Israel mulai menerima panggilan terkait rencana pendudukan Kota Gaza, meskipun Hamas telah menerima usulan gencatan senjata yang diserahkan Mesir dan Qatar, lapor media lokal pada Selasa.

Penyiar Channel 12 mengatakan pasukan Israel telah mengeluarkan perintah darurat yang disebut "Order 8" kepada tentara cadangan untuk melakukan operasi menduduki Kota Gaza.

Laporan itu mengatakan puluhan ribu tentara cadangan diperkirakan akan dipanggil dalam beberapa hari ke depan. Kepala militer Eyal Zamir juga memperpanjang masa tugas prajurit cadangan yang saat ini bertugas.

Media itu menambahkan bahwa "Langkah militer baru ini merupakan persiapan untuk kemungkinan pendudukan Kota Gaza,” seraya mencatat bahwa “tentara Israel saat ini sedang melakukan semua persiapan akhir untuk melaksanakan rencana pendudukan Gaza.”

Channel 12 menekankan bahwa "perundingan mengenai pertukaran tahanan dengan Hamas kemungkinan terjadi di tengah serangan, dan militer Israel tidak akan berhenti hingga perjanjian tercapai dan ditandatangani".

Selasa pagi, Zamir menguraikan rencana invasi, termasuk meningkatkan kekuatan pasukan Israel di Gaza utara.

Pada 8 Agustus, Kabinet Israel menyetujui rencana Perdana Menteri Benjamin Netanyahu untuk menduduki kembali Jalur Gaza secara bertahap, dimulai dengan Kota Gaza.

Rencana tersebut mencakup pemindahan sekitar 1 juta warga Palestina dari Kota Gaza ke selatan, diikuti dengan pengepungan kota dan penyerbuan ke permukiman.

Sebagai bagian dari upaya ini, tentara melancarkan serangan besar-besaran pada 11 Agustus di lingkungan Zeitoun, Kota Gaza, menurut saksi mata kepada Anadolu.

Serangan tersebut mencakup penghancuran rumah-rumah dengan robot jebakan, tembakan artileri, tembakan acak, dan pemindahan paksa.

Persiapan Israel terus berlanjut meskipun ada perundingan gencatan senjata tidak langsung dengan kelompok Palestina Hamas, yang telah menyetujui penangguhan operasi militer selama 60 hari berdasarkan proposal yang diajukan oleh Mesir dan Qatar.

Lebih baru Lebih lama