Perang Dunia III Sudah Dekat? Nubuwah dan Krisis Global Mulai Terbukti

Warta Bulukumba - Dalam narasi Islam, Perang Akhir Zaman disebut Malhamah Kubra. Dalam tradisi Kristen, ia bernama Armageddon—sebuah perang suci yang dipercaya akan memecah tatanan dunia dari gunung sunyi bernama Mageddon.

Kedua istilah itu kini bukan sekadar legenda agama. Di tengah krisis global yang makin membuncah, berbagai nubuwah itu justru dianggap kian relevan—mulai dari Ghazwatul Hind hingga Pasukan Panji Hitam.

Dalam buku "Al-Qur’an, Perang Besar, dan Dunia Barat (Al Malhama atau Armageddon) , Syaikh Imran Nazar Hosein memaparkan, Malhamah Kubra adalah perang maha dahsyat yang sering disebut dalam hadis Nabi Muhammad SAW. Ia menggambarkan perang ini sebagai tragedi global yang menewaskan 99% pasukan yang terlibat—sebuah ramalan yang mengguncang logika modern.

“Perang ini bisa melibatkan senjata pemusnah massal—nuklir atau termonuklir. Dan ia sangat dekat, bisa terjadi kapan saja,” tulis Syaikh Imran.

Istilah “Malhamah” sendiri berasal dari akar kata lahm (daging), menunjuk pada perang yang menghabiskan daging-daging manusia—sebuah simbol atas skala kehancuran yang melampaui nalar sejarah.

Dalam narasi Islam, perang ini merupakan satu dari tanda besar Hari Kiamat, bersanding dengan nubuwah tentang kembalinya Nabi Isa 'alaihissalam serta fenomena sosial yang kini dianggap nyata di zaman modern.

6 krisis global yang jadi pemicu Perang Dunia 3

Nubuwah akhir zaman menjadi sorotan, terutama di tengah prediksi berbagai pemimpin dunia bahwa Perang Dunia Ketiga bisa pecah sebelum 2027. Setidaknya ada enam titik api global yang disebut berpotensi menjadi pemicunya:

  • Krisis Ukraina – Melibatkan Rusia vs NATO.
  • Selat Taiwan – Potensi invasi China, didukung Amerika Serikat.
  • Laut China Selatan – Ketegangan China–Filipina dan sekutunya.
  • Semenanjung Korea – Korea Utara vs Korea Selatan.
  • Timur Tengah – Konflik Iran, Yaman, dan 'Israel', di tengah tragedi Gaza.
  • India–Pakistan – Meletus kembali pada awal Mei 2025.

Menurut laporan Kyiv Post pada Juli 2025, dan pernyataan dari Dewan Keamanan Nasional Ukraina, perang dunia sudah berlangsung dalam bentuk “fase aktif”—bukan lagi sekadar perang hibrida.

Laporan Bild menyebut militer Jerman telah bersiap mobilisasi 300.000 pasukan NATO ke timur Eropa. Sementara Amerika Serikat memprediksi tahun 2027 sebagai awal invasi China ke Taiwan—dan titik pecah global.

Muhammad Qasim dan mimpi jet tempur hitam

Di sisi lain dunia, nama Muhammad Qasim menjadi fenomena yang tak bisa diabaikan. Sejak 2014, pria asal Pakistan ini dikenal luas karena menyampaikan mimpi-mimpi eskatologis yang ia klaim datang dari Allah dan Rasulullah SAW.

Dalam salah satu mimpi populernya, Muhammad Qasim menggambarkan Pakistan sebagai benteng terakhir Islam. Dalam mimpi itu, pasukan Islam bertempur menggunakan jet tempur hitam—yang disebutnya sebagai Pasukan Panji Hitam modern, bentukan kekuatan ilahi.

“Saya bukan Imam Mahdi,” ujar Muhammad Qasim saat bertemu sejumlah ulama di Indonesia, termasuk Ustadz Baequni.

Yang mengejutkan, hingga kini belum ada ulama kredibel yang menyatakan mimpinya bertentangan dengan Al-Qur’an atau hadits shahih. Sebagian bahkan mengutip hadis riwayat Bukhari:

“Mimpi yang baik adalah satu dari empat puluh enam bagian kenabian.” (HR Bukhari dan Muslim)

Ghazwatul Hind. Malhamah Kubra. Panji Hitam. Armageddon. Semua istilah ini kini tak lagi berada dalam ruang mitologi. Mereka masuk ke perbincangan publik—di TikTok, YouTube, Twitter, hingga mimbar-mimbar kajian Islam.

Ulama seperti Syaikh Imran Nazar Hosein mengingatkan, kebenaran nubuwah bukan untuk ditakuti, tapi untuk dipahami secara bijak. Di era informasi serba cepat, salah tafsir bisa membelokkan arah.***

Lebih baru Lebih lama