Trem Bogor Siap Beroperasi, Terintegrasi LRT dengan 4 Koridor Utama

PT Industri Kereta Api (INKA), perusahaan milik negara yang bergerak di bidang manufaktur kereta api, menyatakan dukungan penuhnya terhadap rencana pengembangan trem Bogor. Dukungan ini termasuk kesediaan INKA untuk menggelar uji coba prototipe trem berbasis baterai yang rencananya akan dioperasikan di jalur dalam kota.

Proyek ini sejalan dengan ambisi Pemerintah Kota Bogor untuk menciptakan sistem transportasi yang lebih efisien, ramah lingkungan, dan terintegrasi dalam upaya mengurangi kemacetan serta emisi karbon.

Direktur Utama PT INKA, Eko Purwanto, menjelaskan bahwa keterlibatan perusahaannya dalam proyek trem Bogor merupakan bagian dari komitmen untuk mewujudkan kota dengan mobilitas cerdas dan berkelanjutan.

Ia menilai, proyek ini bukan hanya tentang membangun sarana transportasi, tetapi juga menghadirkan solusi inovatif yang mendukung kualitas hidup masyarakat perkotaan.

"Kami melihat ini sebagai langkah strategis untuk mempercepat transformasi transportasi di Kota Bogor. Ini adalah bagian dari misi bersama untuk menghadirkan kota yang lebih hijau dan pintar," ujar Eko saat memberikan keterangan pada Rabu, 30 Juli 2025, dikutip dari Pikiran-Rakyat.com.

INKA pun menyambut baik keberadaan payung hukum berupa Peraturan Daerah (Perda) Nomor 8 Tahun 2023 yang mengatur tentang sistem transportasi publik di Kota Bogor. Menurut Eko, regulasi tersebut menjadi pijakan penting dalam pengembangan sistem transportasi masa depan yang terstruktur, efisien, dan terintegrasi dengan konsep pembangunan berkelanjutan.

“Perda ini sangat progresif dan menunjukkan arah yang jelas menuju kota modern yang memperhatikan aspek lingkungan dan teknologi,” imbuhnya.

Sementara itu, Wali Kota Bogor, Dedie A. Rachim, menyampaikan bahwa pelaksanaan proyek trem akan dimulai pada akhir tahun 2026.

Pada tahap awal, trem akan melayani satu jalur utama yang melintasi kawasan Alun-Alun Kota Bogor, membentang dari area Skybridge hingga ke sekitar MA Salmun melalui Jalan Nyi Raja Permas.

Dedie menekankan bahwa kerja sama dengan PT INKA merupakan bentuk keseriusan pemerintah kota dalam membangun sistem transportasi masa depan.

“Sejak awal, PT INKA sudah mendukung penuh proyek ini. Hal itu menunjukkan bahwa rencana kita bukanlah angan-angan semata, tetapi visi nyata untuk masa depan transportasi yang berorientasi pada keberlanjutan,” ujar Dedie.

Guna mempercepat realisasi trem, Pemerintah Kota Bogor kini tengah menyiapkan Peraturan Wali Kota (Perwali) yang akan menjadi dasar penugasan kepada Perumda Trans Pakuan (PTP) sebagai pelaksana proyek tersebut.

Selain itu, sistem trem Bogor ini juga akan terintegrasi dengan jaringan LRT Jabodebek. Pemerintah pusat tengah merancang perluasan jalur LRT Jabodebek dari Stasiun Harjamukti di Cibubur menuju Baranangsiang, Bogor, sebagai bagian dari integrasi lintas moda.

Rute Trem Bogor

Rencananya, trem akan memiliki empat koridor. Koridor pertama akan menempuh jarak 7,1 kilometer dengan rute dari Baranangsiang ke kawasan Taman Ade Irma Suryani (Alun-Alun Kota Bogor), melewati Jalan Otista, Jalan Ir. H. Juanda, Jalan Kapten Muslihat, hingga ke Sempur dan kembali ke Baranangsiang.

Di sepanjang jalur ini akan dibangun delapan halte, termasuk Halte Jalan Suryakencana, Halte BTM, Halte Paledang, Halte Alun-Alun, Halte Sempur, Halte Lippo Kebun Raya, Halte RS PMI, dan Halte Baranangsiang.

Untuk koridor kedua, jalur akan menghubungkan Warung Jambu dan kawasan Pengadilan dengan total sepuluh halte.

Sedangkan Koridor 3 dirancang untuk melayani rute antara Warung Jambu dan Lippo Plaza, dengan 12 titik pemberhentian

Koridor keempat akan membentang dari Terminal Baranangsiang menuju Plaza Ekalokasari, juga dengan 12 halte.

Dengan pengembangan trem ini, Pemerintah Kota Bogor berharap sistem transportasi publik kota dapat lebih modern, nyaman, dan ramah lingkungan. Proyek ini juga menjadi bagian dari transformasi kota menuju smart city yang terintegrasi dan berorientasi pada masa depan.***

Lebih baru Lebih lama