
MediaHarianDigital- Presiden Prabowo Subianto secara resmi mengangkat Ferry Joko Juliantono sebagai Menteri Koperasi Republik Indonesia pada Senin, 8 September 2025. Perubahan ini menjadi bagian darireshuffleKabinet Merah Putih yang diadakan di Istana Kepresidenan Jakarta. Ferry menggantikan Budi Arie Setiadi yang sebelumnya menjabat posisi tersebut. Penunjukan Ferry Juliantono menjadi langkah strategis pemerintah dalam memperkuat sektor koperasi dan UMKM yang selama ini menjadi tulang punggung perekonomian rakyat.
Sebelum menjabat sebagai menteri, ia lebih dahulu menjabat sebagai Wakil Menteri Koperasi sejak Oktober 2024.
Promosi ini dianggap sebagai kelanjutan dari upaya Ferry dalam mengembangkan kebijakan penguatan koperasi.
Ferry Juliantono bukan orang asing dalam isu ekonomi rakyat. Ia sudah lama dikenal sebagai aktivis yang dekat dengan organisasi petani, pekerja, dan koperasi.
Karier di dunia organisasi, ditambah pengalaman profesional dalam bidang audit, konsultasi, hingga menjadi komisaris perusahaan, menjadikannya sebagai tokoh yang menggabungkan sisi teknokrat dan aktivis.
Berbekal pengalamannya menemani kementerian sebagai wakil menteri, Ferry kini menghadapi tugas berat untuk melanjutkan dan memperkuat program strategis.
Pengembangan koperasi melalui digitalisasi, penguatan sistem tata kelola, serta peningkatan akses pendanaan untuk UMKM menjadi perhatian utama yang diharapkan segera terlihat nyata di bawah kepemimpinannya.
Dalam pandangan anggota koperasi, tantangan yang dihadapi Ferry tidaklah mudah. Ia diharapkan mampu memberikan inovasi yang dapat menyelesaikan masalah lama seperti manajemen koperasi yang kurang kuat, rendahnya pemanfaatan teknologi, serta keterbatasan akses ke pasar.
Namun, berkat jejak yang baik, banyak pihak berharap ia mampu membawa koperasi lebih fleksibel dan sesuai dengan kebutuhan generasi muda serta menjadi penggerak utama perekonomian nasional.
Profil dan Latar Belakang
Ferry Joko Juliantono merupakan seorang tokoh partai Gerindra yang lahir di Jakarta pada tanggal 27 Juli 1967.
Ia secara resmi menjabat sebagai Menteri Koperasi Republik Indonesia sejak 8 September 2025, setelah sebelumnya menjabat sebagai Wakil Menteri Koperasi.
Ferry menyelesaikan pendidikan sarjana Akuntansi di Universitas Padjadjaran dan lulus pada tahun 1993.
Ia selanjutnya melanjutkan pendidikan pasca sarjana dalam bidang Hubungan Internasional dengan fokus pada Ekonomi Politik Internasional di Universitas Indonesia.
Rekam Jejak Karier
Ferry memulai karier sebagai akuntan keuangan di Yayasan Mandiri pada awal tahun 1990-an.
Ia pernah bertugas sebagai konsultan pengembangan industri kecil dan juga sebagai konsultan sistem perbankan di Bank BNI.
Di akhir tahun 1990-an, ia menjabat sebagai Kepala Departemen Pengembangan Masyarakat di CIDES.
Karier selanjutnya berlanjut di berbagai perusahaan, termasuk menjabat sebagai komisaris utama di sektor industri hutan dan sebagai auditor di beberapa perusahaan swasta.
Sejak tahun 2004, dia telah terlibat dalam berbagai jabatan sebagai komisaris perusahaan, termasuk PT Wayata Kencana Dokyard.
Jalannya karier juga dihiasi dengan partisipasi dalam organisasi sosial-ekonomi, khususnya koperasi dan kelompok tani.
Pada bulan Oktober 2024, ia diangkat sebagai Wakil Menteri Koperasi, kemudian akhirnya naik pangkat menjadi Menteri Koperasi setahun berikutnya.
Ferry memiliki misi besar untuk membangkitkan kembali semangat koperasi sebagai fondasi ekonomi rakyat. Beberapa bidang yang menjadi perhatian utama adalah:
1. Percepatan digitalisasi koperasi.
2. Peningkatan kemampuan dan pengelolaan koperasi.
3. Akses pendanaan yang lebih luas untuk koperasi dan UMKM.
4. Rebrandingkoperasi agar lebih mendekatkan diri dengan generasi muda.
Di bawah kepemimpinannya, Ferry akan menghadapi berbagai tantangan, mulai dari memperbaiki pengelolaan koperasi yang masih lemah, mendorong pemanfaatan teknologi di tingkat bawah, hingga menghubungkan koperasi dengan sistem keuangan resmi dan pasar modern.
Pengangkatan Ferry Juliantono sebagai Menteri Koperasi menjadi kesempatan baru dalam upaya pembaruan koperasi di Indonesia.
Bersama pengalaman sebagai aktivis, teknokrat, dan birokrat, ia mengemban tugas berat untuk membawa perubahan pada wajah koperasi agar lebih maju, inklusif, dan mampu menghadapi tantangan masa kini.***