
Media Harian Digital, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mengungkapkanpembaruan yang mengejutkanproyek ekosistembateraiKonsorsium Kendaraan Listrik (EV) ZhejiangHuayouPerusahaan Cobalt Co dan Indonesia Battery Corporation (IBC) kembali mundur ke Oktober 2025.
Hanya untuk diketahui saja,pembukaan yang mengejutkanproyek itu sebelumnya direncanakan pada Agustus. Kemudian, mundur lagi menjadi September.
"Sepertinya akhir Oktober atau awal November. Sekitar itu. Kalau yang Huayou," kata Sekretaris Jenderal Kementerian ESDM Ahmad Erani Yustika singkat di Kantor Kementerian ESDM, Jumat (19/9/2025).
Huayou sebelumnya menggantikan posisi LG Energy Solution Ltd. yang mundur dari proyek tersebut. LG sebelumnya berkomitmen untuk berinvestasi sebesar 9,8 miliar dolar AS atau setara 160,8 triliun rupiah (asumsi kurs 16.413 rupiah per dolar AS) dalam Proyek Titan dan Omega.
Sementara itu, Proyek Titan mencakup investasi dalam proyek pertambangan nikel, smelter HPAL, pabrik prekursor/katoda, sedangkan Proyek Omega mencakup manufaktur sel baterai.
Kementerian ESDM mengungkapkan Proyek Titan akan berlokasi di Maluku Utara dan ditargetkan selesai pada akhir 2027.
Pada Juni 2025 lalu, Toto Nugroho, yang saat itu menjabat sebagai direktur utama IBC, mengatakan bahwa pembicaraan intensif dengan Huayou terus dilakukan bersama PT Aneka Tambang Tbk atau Antam. Dalam proyek ini, Antam akan berperan sebagai pemasok bahan baku baterai EV berbasis nikel atau nikel mangan kobalt (NMC).
"Huayou masih dalam tahap awal, nanti mungkin ada yang resmi karena itu antara Antam, IBC dan Huayou," kata Toto di Karawang, Jawa Barat, Minggu (29/6/2025).
Ia juga menyebut, Proyek Titan prospektif untuk dikembangkan. Apalagi Antam memiliki kapasitas untuk memasok bahan baku yang layak untuk Proyek Dragon. Proyek Dragon merupakan proyek konsorsium Ningbo Contemporary Brunp Lygend Co. Ltd. (CBL) dengan Antam dan IBC. CBL merupakan anak perusahaan dari Contemporary Amperex Technology Co. Ltd (CATL).
Proyek Dragon diresmikan oleh Presiden Prabowo Subianto. Dengan investasi sebesar 5,9 miliar dolar AS, proyek ini dapat menghasilkan baterai kendaraan listrik dengan kapasitas hingga 15 GWh per tahun.
Menurut Toto, Proyek Titan mungkin mirip dengan Proyek Dragon tersebut. Apalagi, tambang Antam masih mampu menyediakan bahan baku untuk proyek serupa.
"Kami juga melihat ini sebagai peluang untuk sama-sama mengembangkan proyek ini [Proyek Titan], karena tambangnya di Antam cukup untuk mengembangkan kapasitas yang satu lagi mirip [Proyek Dragon]," kata Toto.