
MediaHarianDigital, Kementerian Perhubungan (Kemenhub) berencana mengaktifkan kembali operasional PelabuhanPulau Baaidi Bengkulu dapat dimulai sejak awal Juli 2025. Target ini diiringi selesainya pengerukan jalur pelayaran tahap pertama yang bertujuan untuk membuka akses kapal masuk dan keluar pelabuhan. “Kami berharap operasional Pelabuhan Pulau Baai dapat dilaksanakan pada awal Juli ini,” ujar Direktur Jenderal Perhubungan Laut Kemenhub, Muhammad Masyhud, dalam keterangan tertulis, Sabtu, 27 Juni 2025.
Masyhud menyatakan, Kementerian Perhubungan akan melakukan pengawasan serta menyiapkan prosedur operasional standar (SOP) untuk kapal-kapal yang melewati jalur pelayaran. “Khususnya, terkait dengan pemeriksaan kelayakan kapal yang berada di Pelabuhan Pulau Baai,” katanya.
Penggalian dilakukan setelah terjadinya penyempitan jalur pelayaran yang mengganggu distribusi logistik dan menyebabkan kelangkaan bahan bakar minyak di Bengkulu sejak April lalu.Kepala Manajer PT Pelindo Regional 2 Pelabuhan Bengkulu, S. Joko, menjelaskan bahwa tahap pertama pengerukan difokuskan pada sisi kiri dinding alur.
Sebanyak 263.000 meter kubik pasir telah diambil dari total 1,112 juta meter kubik endapan yang menumpuk di pelabuhan."Insya Allah, akhir bulan ini sudah terbuka dan kapal-kapal yang terjebak di dermaga (selama 4 bulan terakhir) berjumlah 15 kapal segera melakukan aktivitas berlayar menuju dermaga yang dituju," kata Joko, Jumat, 27 Juni 2025, dilansir dari Antara.
Setelah pekerjaan di sisi kiri selesai, tahap berikutnya akan mengarah ke bagian tengah dan kanan alur yang masih tertutup pasir sebanyak 800 hingga 900 ribu meter kubik.
Sebelumnya, pendistribusian BBM ke Bengkulu mengalami hambatan karena kapal tidak mampu bersandar di Pelabuhan Pulau Baai. Pertamina Patra Niaga kemudian melakukan tindakan darurat dengan memindahkan pasokan dari Terminal BBM Lubuk Linggau, Terminal BBM Teluk Kabung, serta Terminal BBM Lampung.
Sekretaris Perusahaan Pertamina Patra Niaga, Heppy Wulansari, menyatakan bahwa distribusi dari titik suplai alternatif memakan waktu hingga 26 jam perjalanan bolak-balik. "Namun, Pertamina tetap berkomitmen agar distribusi bahan bakar minyak untuk masyarakat Bengkulu tetap berjalan," kata Heppy dalam keterangan resmi, Selasa, 27 Mei 2025. Sekretaris Perusahaan Pertamina Patra Niaga, Heppy Wulansari, mengungkapkan bahwa proses pendistribusian dari lokasi suplai alternatif membutuhkan waktu hingga 26 jam perjalanan pulang-pergi. "Meski demikian, Pertamina tetap menegaskan komitmennya untuk menjaga kelancaran distribusi BBM bagi masyarakat Bengkulu," ujar Heppy dalam pernyataan resmi, Selasa, 27 Mei 2025. Heppy Wulansari, Sekretaris Perusahaan Pertamina Patra Niaga, menyebutkan bahwa pengiriman dari titik suplai alternatif memerlukan waktu hingga 26 jam perjalanan bolak-balik. "Namun, Pertamina tetap berkomitmen agar distribusi bahan bakar minyak untuk warga Bengkulu dapat terus berlangsung," kata Heppy dalam keterangan resmi, Selasa, 27 Mei 2025.