
Surabaya – Kementerian Perdagangan mencatat adanya peningkatan ekspor dari produk usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) selama periode Januari hingga Oktober 2025. Menteri Perdagangan Budi Santoso menyampaikan bahwa nilai transaksi ekspor yang dilakukan oleh pelaku UMKM mencapai sebesar US$130,17 juta dalam kurun waktu tersebut.
“Dari bulan Januari sampai Oktober, kita sudah memfasilitasi sebanyak 1.049 UMKM. Dari jumlah tersebut, sekitar 1.049 UMKM telah melakukan transaksi dengan total nilai US$130,17 juta. Jika dilihat dari kurs saat ini yaitu Rp16.000, maka nilai transaksinya setara dengan Rp2,1 triliun,” ujar Budi saat berkunjung ke industri UMKM ecoprint di Rungkut, Surabaya, Jawa Timur, pada Kamis (13/11/2025).
Budi menjelaskan bahwa capaian ekspor tersebut merupakan hasil dari pembinaan dan pendampingan yang dilakukan oleh Kementerian Perdagangan melalui program unggulan UMKM Bisa Ekspor. Program ini berperan sebagai media bagi pelaku UMKM untuk memasarkan produknya ke pasar internasional dengan dukungan jaringan perwakilan Indonesia di luar negeri.
“Kita memiliki perwakilan di 33 negara. Di masing-masing negara, kita memiliki atase perdagangan dan ITPC (Indonesia Trade Promotion Center). Total jumlah perwakilan mencapai 46 karena beberapa negara memiliki dua perwakilan. Ada Atdag [Atase Perdagangan] dan ITPC,” jelasnya.
Ia menambahkan bahwa ITPC berfungsi untuk mempromosikan produk Indonesia sekaligus mendukung peningkatan hubungan perdagangan bilateral. Dengan bantuan tersebut, UMKM dapat lebih mudah mengakses pasar global secara lebih luas dan terarah.
Budi menekankan pentingnya menjaga konsistensi mutu produk UMKM yang akan diekspor. Ia mengingatkan bahwa kualitas barang harus tetap terjaga demi menjaga kepercayaan pembeli di negara tujuan.
“Terkadang, UMKM setelah mendapatkan pembeli, pengiriman pertama bagus, tetapi pengiriman kedua tidak bagus, dan pengiriman ketiga juga tidak bagus. Akhirnya, pembeli bisa pergi ke pihak lain. Hal ini tidak boleh terjadi. Saya selalu mengingatkan kepada teman-teman UMKM agar tidak sampai mengalami kondisi seperti itu. Kami bekerja sama agar produk bisa diterima oleh konsumen. Syaratnya apa? Syaratnya adalah produk harus berkualitas dan bagus,” kata Budi.
Strategi Peningkatan Ekspor UMKM
Berikut beberapa strategi yang digunakan Kementerian Perdagangan untuk meningkatkan ekspor UMKM:
- Pembinaan dan Pendampingan: Kementerian memberikan pelatihan dan bimbingan teknis kepada pelaku UMKM agar mereka mampu memenuhi standar ekspor.
- Jaringan Perwakilan Luar Negeri: Adanya atase perdagangan dan ITPC di berbagai negara membantu UMKM dalam memasarkan produknya secara efektif.
- Pemantauan Kualitas Produk: Kementerian melakukan pengawasan terhadap kualitas produk agar sesuai dengan permintaan pasar internasional.
- Penguatan Branding: Dukungan pemasaran melalui event internasional dan platform digital membantu UMKM membangun merek yang kuat di pasar global.
Tantangan yang Dihadapi UMKM
Meski ada kemajuan, UMKM masih menghadapi beberapa tantangan dalam proses ekspor:
- Kurangnya Pengetahuan tentang Standar Internasional: Banyak UMKM belum memahami persyaratan yang dibutuhkan oleh pasar luar negeri.
- Keterbatasan Modal: Keterbatasan dana menjadi hambatan utama dalam memperluas jaringan distribusi.
- Persaingan yang Ketat: Persaingan dengan produk dari negara lain sering kali membuat UMKM kesulitan mempertahankan pangsa pasar.
Solusi yang Ditawarkan
Untuk mengatasi tantangan tersebut, Kementerian Perdagangan menawarkan beberapa solusi:
- Pelatihan dan Workshop: Memberikan pelatihan berkala tentang manajemen bisnis, pemasaran, dan standar ekspor.
- Akses Finansial: Membuka akses kredit dan pembiayaan yang lebih mudah bagi UMKM.
- Kolaborasi dengan Pihak Swasta: Melibatkan sektor swasta dalam upaya penguatan kapasitas UMKM.
Dengan langkah-langkah tersebut, diharapkan UMKM dapat semakin percaya diri dan mampu bersaing di pasar global.